Direktur Utama Peruri Prasetio mengatakan, berdasarkan aturan yang ditetapkan Bank Indonesia (BI), cacat cetak yang dilakukan Peruri harus di bawah lima persen. Maka itu, untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas cetak uang, pihaknya menyiapkan mesin baru yang lebih canggih.
"Dengan mesin cetak baru ini, cacat cetak uangnya jadi di bawah tiga persen. Kan BI aturannya di bawah lima persen. Kalau sekarang rasio kita 3-4 persen dari total produksi," ujar Prasetio, di Hotel Le Meridien, Jalan Jenderal Sudirman Kav 18-20, Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2016).
Mesin cetak baru itu diklaim lebih canggih karena disipkan kamera inspeksi didalamnya. Dengan itu, dia mengklaim mampu mencetak uang lebih banyak dengan tingkat kecacatan yang jauh lebih rendah dari rasio kecacatan saat ini.
"Sistem pendeteksian uang yang rusak atau cacat itu bisa lebih awal lagi. Karena alat ini lebih canggih dengan adanya camera inspection dari mesin itu," tuturnya.
Ia menjelaskan, saat proses pencetakan uang tetapi di tengah proses diketahui adanya indikasi uang yang rusak, maka bisa langsung dihentikan. Ini yang menurut Prasetio cetak uang yang diproduksi Peruri menjadi lebih produktif.
Selain itu, tambah dia, mesin yang didatangkan dari Amerika Serikat ini juga dapat meningkatkan efisiensi. Satu mesin dapat mengurangi 20 persen beban selama ini, baik dari sisi kecepatan produksi maupun kapasitasnya.
"Sehingga ada tambahan 200 juta bilyet lebih tinggi menjadi 1,2 milar bilyet uang kertas yang dicetak. Bahkan waktunya lebih sedikit jadi berkurang 1,5 bulan," pungkas Prasetio.
Sepanjang 2015, Peruri telah mencetak uang kertas rupiah sebanyak 9,3 miliar bilyet. Produksi itu menngkat 31,10 persen jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yang hanya 7,1 miliar bilyet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id