"Ada beberapa merek yang menutup karena persaingan di negara kita tinggi. Tapi ada juga kayak Toyota, itu ekspornya naik," ujar Deputi Direktur ADB untuk Indonesia Edimon Ginting, di Hotel Crowne Plaza, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Dirinya menambahkan, banyaknya merek otomotif yang hadir di pasar dalam negeri menyebabkan industri ini makin kompetitif. Apalagi Indonesia masih menjadi pilihan investor industri otomotif sebagai basis pengembangan produk mereka.
"Karena ada persaingan pasar domestik yang makin kompetitif. Di ASEAN saja Indonesia masuk sebagai negara yang bagus sebagai basis pengembangan otomotif bersama dengan Thailand," jelas dia.
Sebagai informasi, hengkangnya FMI dari pasar Indonesia karena pertumbuhan penjualan yang tidak berkesinambungan sehingga pejualan Ford tidak dapat bersaing secara efektif. Menilik penjualannya, memang FMI selalu tekor setiap tahunnya.
Berdasarkan data penjualan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) selama 2015, FMI hanya berhasil menjual 4.986 unit kendaraan (wholesale) dan 6.103 unit kendaraan (retail). Angka ini merosot tajam hingga 41,5 persen jika dibandingan dengan angka penjualan wholesale di 2014, yang mencapai 12.008 unit.
Secara keseluruhan, di 2015 industri otomotif nasional berhasil melepas sebanyak 1.013.291 unit kendaraan. Jika FMI berhasil menjual 4.986 unit, maka pangsa pasar Ford di Indonesia tak lebih dari 0,5 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News