Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan berharap agar industri-industri baja meningkatkan produksi di samping menambah jumlah industri baja di sektor hulu. Namun begitu, peningkatan produksi baja tak semudah membalikan telapak tangan karena perlu banyak spesifikasi yang harus dipenuhi.
"Baja itu jenisnya ribuan, banyak sekali, dari dimensi ukurannya, dari sifat kimianya, sifat fisikanya, banyak sekali. Makanya yang harus terjadi di Indonesia itu adalah memperbanyak industri-industri baja di hulu yang di kita itu terbatas," ujar Putu di kantor Kemenperin, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis, 3 Maret.
Di sisi lain, jumlah industri hulu baja saat ini terbatas sehingga dia meminta agar memperbanyak jumlah industri hulu. Namun begitu dibutuhkan investasi yang cukup besar dalam menambah industri hulu.
"Agak sulit juga ya (tingkatkan produksi baja) karena kan selisihnya ini apakah jangka panjang atau temporer. Baja itu kan produk hulu, produk di barang-barang modal. Jadi kalau tidak banyak pertumbuhan di barang modal, kita juga tidak ada gunanya," pungkas Putu.
Saat ini permintaan dan produksi baja dalam negeri tidak seimbang. Indonesia hanya mampu memproduksi baja sebanyak tujuh juta ton, sedangkan kebutuhannya sendiri sebesar 14 juta ton sehingga harus mengimpor baja dari luar negeri.
Sayangnya, saat ini Tiongkok tengah bergejolak sehingga terpaksa memangkas jutaan karyawan di industri batu bara dan baja yang dikhawatirkan berdampak negatif bagi industri Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id