Ilustrasi pohon karet. (FOTO: Antara/Andika Wahyu)
Ilustrasi pohon karet. (FOTO: Antara/Andika Wahyu)

Genjot Serapan Karet, Pemerintah Siapkan Dua Langkah

Husen Miftahudin • 08 Maret 2016 06:55
medcom.id, Jakarta: Sebagai produsen karet terbesar kedua dunia, Indonesia turut andil bagian dari anjloknya harga karet global saat ini. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia didesak untuk menggenjot penyerapan karet untuk keperluan dalam negeri.
 
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto menjelaskan, saat ini produksi karet nasional sebanyak 3,2 juta ton. Sayangnya sebanyak 2,6 juta ton atau sekitar 85 persen di antaranya dijual ke luar negeri, sedangkan 15 persen sisanya diserap untuk kebutuhan dalam negeri.
 
Panggah mengakui, 15 persen produksi karet nasional mayoritas diserap oleh industri ban. Ini mengingat tidak banyak ruang industri di luar ban yang mampu menyerap produksi karet dalam negeri.

"Tapi ada ruang yang lumayan besar untuk aspal karet yang itu bisa serap cukup lumayan. Tapi ada juga alternatif lain seperti Malaysia dan Thailand yang pemerintahnya beli karet petani. Dua kemungkinan ini yang akan kita diterapkan," kata Panggah usai Rapat Koordinasi Peningkatan Karet Dalam Negeri di Kantor Kementerian PUPR, Jalan Pattimura No 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin, 7 Maret.
 
Menurut dia, langkah pencampuran karet untuk aspal dan membeli karet petani mampu mendongkrak penyerapan produksi karet dalam negeri menjadi 40 persen. Meski tengah dalam kajian, kedua langkah ini diharap bisa menggenjot harga karet di tingkat global.
 
"Tapi itu saya sedang hitung-hitung dan kenaikannya sekitar 500 ribu untuk serapan dalam negeri. Jadi kalau dipersentasekan itu serapannya bisa jadi 40 persen dari angka tadi, lumayan toh," harap Panggah.
 
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, penggunaan karet sebagai campuran aspal saat ini baru sebesar 10 persen dari kebutuhan aspal sebanyak 1,6 juta ton. Artinya, pihaknya baru menyerap penggunaan karet sebanyak 160 ribu ton.
 
"Kita bisa mendorong penggunaan karet jadi 15 persen untuk campuran aspal yang kita perkirakan jadi 200-250 ribu ton per tahun. Tapi itu baru untuk jalan, belum untuk penggunaan pembangunan di pintu air, peredam gempa, bendungan, dan sebagainya," pungkas Basuki.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan