Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia mengatakan salah satu faktor permasalahan ekonomi adalah sedikitnya jumlah pengusaha muda di Indonesia. Menurutnya jumlah pengusaha saat ini hanya sebesar 1,4 persen dari total jumlah penduduk.
"Normalnya itu mencapai angka dua persen. Artinya sekitar 1,4 juta lebih pengusaha dibutuhkan di Indonesia," ujar Bahlil Lahadia, dalam dialog bertajuk 'Bela Negara Dalam Perspektif Pengusaha Muda', di Menara Bidakara II, Jakarta, Kamis (29/10/2015).
Menurutnya, permasalahan ekonomi sekarang ini merupakan ancaman yang ada di depan mata bangsa Indonesia. "Ancaman di depan mata itu masalah ekonomi. Bukan masalah geografis maupun masalah mau ada provinsi yang mau berpisah," ungkap Bahlil.
Untuk itu, ia kembali menekankan perlunya ada dorongan bagi para pemuda-pemudi Indonesia agar mau menjadi pengusaha untuk menggerakkan roda perekonomian bangsa. Menurutnya pemerintah harus membuat semacam regulasi agar pemuda-pemudi Indonesia mau menjadi seorang pengusaha.
"Dari jumlah lulusan S1 dari Sabang sampai Merauke, sebanyak 83 persen mengatakan mau menjadi pegawai atau karyawan. Ini masalah. Bagaimana caranya pemerintah mengubah mindset mereka," kata Ketua Umum Hipmi itu.
Menanggapi respon para pemuda dan pemudi yang tengah menyelesaikan masa studinya, Bahlil mengaku, Hipmi telah melakukan kunjungan ke berbagai universitas. Hal ini bertujuan untuk mengajak para mahasiswa untuk menjadi wirausahawan setelah lulus kuliah.
"Hipmi goes to campus, masuk memberikan kuliah umum agar lulus jadi pengusaha, setelah lulus rekrut mereka agar jadi pengusaha," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News