"Kita belum menerima laporan penurunan atau penolakan ekspor hasil pertambangan dan perkebunan di negara-negara Asia," kata Kepala Disperindag Babel Sunardi dikutip dari Antara, Selasa, 11 Februari 2020.
Ia mengatakan selama ini komoditas timah, lada putih, karet, sawit, dan hasil perkebunan lainnya di Bangka Belitung kebanyakan diekspor ke Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Hong Kong. Sementara ekspor komoditas pertambangan dan perkebunan di negara-negara ASEAN dan Eropa seperti Tiongkok dab Belanda masih relatif kecil.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Balai Karantina Pertanian, Bea Cukai, dan instansi lainnya untuk memastikan apakah kasus Virus Corona ini berdampak terhadap ekspor komoditas daerah ini," ujarnya.
Menurut dia, peningkatan atau penurunan ekspor hasil tambang dan perkebunan ini tergantung permintaan negara tujuan ekspor. Jadi merebaknya kasus virus korona ini di beberapa negara tidak mempengaruhi ekspor komoditas daerah ini yang masih normal.
"Ekspor ini tergantung permintaan negara tujuan dan ini terlihat dari surat keterangan asal barang yang dikeluarkan Bea Cukai dan Balai Karantina Pertanian di Indonesia," katanya.
Kepala BPS Babel Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami menyebutkan nilai ekspor Bangka Belitung selama Desember 2019 sebesar USD118,7 juta atau meningkat dibandingkan bulan sama tahun sebelumnya USD111,1 juta.
Ia mengatakan ekspor Babel pada Desember 2019 naik 6,81 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Nilai ekspor komoditas timah naik 14,10 persen, sedangkan nontimah turun sebesar 16,89 persen.
"Apabila dibanding bulan sebelumnya, nilai ekspor Desember 2019 naik sebesar 61,99 persen. Peningkatan nilai ekspor didorong oleh naiknya ekspor timah sebesar 63,72 persen," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News