Ilustrasi -- FOTO: Antara/Zabur Karuru
Ilustrasi -- FOTO: Antara/Zabur Karuru

Kejar Swasembada Pangan, Kementan Terapkan Sejumlah Kebijakan

Ade Hapsari Lestarini • 03 Juni 2015 19:43
medcom.id, Jakarta: Sehubungan dengan pelaksanaan Upaya Khusus (Upsus) percepatan swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan sejumlah kebijakan. Di antaranya menerbitkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung dan kedelai serta mendorong Bulog untuk lebih banyak membeli produk petani.
 
"Kita juga memperbaiki kebijakan subsidi pupuk dan benih sampai dengan 2017 dan mengkaji pengalihan dari subsidi input menjadi subsidi output setelah swasembada tercapai," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam Musayawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrembangtan) Nasional 2015, di auditorium Kementan, Jakarta, Rabu (3/6/2015).
 
Selain itu, Kementan juga mendorong penerapan full mekanisasi untuk percepatan peningkatan produksi pangan dengan mengembangkan food estate seluas 500 ribu hektare (ha) di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Aru, serta Kawasan Pangan Merauke satu juta ha.

"Selain itu, kita juga melakukan kerja sama pengembangan tanaman padi, jagung, dan kedelai pada areal lahan PT Perhutani, PT Inhutani dan PTPN serta kerja sama dengan produsen pakan ternak dalam pengembangan jagung," papar Mentan Amran.
 
Terkait gula, Kementan akan membangun 500 ribu ha kebun tebu dan 10 pabrik gula (PG). Sementara untuk kelapa sawit, akan dikembangkan 500 ribu ha lahan di wilayah perbatasan.
 
Sementara dalam rangka pencapaian swasembada daging, beberapa kebijakan dan langkah yang akan dilakukan meliputi perbaikan regulasi impor sapi/daging, perbaikan tata niaga ternak dan perunggasan, dan perluasan Inseminasi Buatan (IB) minimal empat juta akseptor.
 
"Juga ada pengembangan 300 lokasi pembiakan sapi di luar Jawa dengan pola integrasi sapi-sawit dan mengembangkan pusat ternak sapi di 125 kawasan potensial," jelasnya.
 
Selanjutnya, dalam rangka pengembangan pertanian bioindustri dan bioenergi, maka potensi sawit, kemiri sunan, ubi kayu, dan sorgum akan terus dikembangkan sebagai bioenergi (bioetanol).
 
"Komitmen pemerintah terhadap pengembangan energi terbarukan merupakan peluang besar yang harus kita wujudkan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan