"Target Unilever untuk 2020 adalah 100 persen, yang berarti saat ini sudah lebih dari 50 persen target tercapai," ujar Pier, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (19/5/2015).
Selain itu, lanjut Pier, Unilever juga telah mencapai targetnya untuk meniadakan pembuangan limbah tak berbahaya dari seluruh jaringan pabriknya ke tempat pembuangan dan secara signifikan mengurangi CO2 yang dihasilkan dari pemakaian air.
"Penggunaan air berkurang 32 persen per ton dari 2008 dan penggunaan energi berkurang 37 persen per ton dari 2008 di pabrik," sambungnya.
Dirinya menambahkan, sehubungan dengan penggunaan energi, Unilever juga telah mengurangi 1 juta ton CO2 sejak 2008 pada jaringan manufakturnya dan konsumsi energi juga telah berkurang sebanyak 20 persen.
"Pengurangan konsumsi energi tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca saja, tetapi energi tesebut dapat digunakan untuk menjalankan 40 pabrik atau setara dengan karbon pada 800.000 hektare (ha) hutan dalam satu tahun. Hal ini memberikan penghematan biaya yang signifikan sebesar 244 miliar euro," jelas dia.
Dalam upaya mencapai target untuk membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan lebih dari satu miliar orang pada 2020, Unilever hingga saat ini telah mencapai hampir 40 persen dari target, yakni 397 juta orang.
Selain itu, Unilever juga telah meningkatkan penghidupan bagi lebih dari satu juta orang sejauh ini, dengan membantu dan melatih 800.000 petani kecil sejak 2010, serta menyediakan akses pelatihan, dukungan dan keterampilan bagi 238.000 perempuan.
"Sustainable living brands kini memberi kontribusi terhadap 50 persen pertumbuhan bisnis Unilever dan bertumbuh dua kali lebih cepat dibandingkan merek lainnya. Semakin banyak merek terkemuka Unilever yang menerapkan prinsip sustainability ke dalam tujuan mereka, ke dalam pemilihan bahan baku dan siklus hidup produk," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News