"Sensus ekonomi 2016 ini adalah pendataan seluruh sektor usaha secara menyeluruh selain sektor pertanian yang akan mampu menghasilkan gambaran lengkap tentang level dan struktur sektor ekonomi nonpertanian untuk mengetahui daya saing bisnis di Indonesia, serta penyediaan kebutuhan informasi usaha," kata Kepala BPS Suryamin ditemui di kantornya, Jalan Dr Sutomo, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (8/5/2015).
Sementara itu, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi mengungkapkan, sensus ekonomi nasional ini merupakan data yang dibutuhkan oleh para pengusaha. Pasalnya, para pengusaha dapat mengenali kekuatan bisnis sendiri untuk menghadapi pesaing dari negara asing.
"Data-data ini nanti bisa dipakai untuk meningkatkan daya saing usaha, agar bisa mengungguli asing dalam upaya menguasai pasar dalam negeri kita. Ini yang sekarang kita usahakan melalui kerja sama dengan BPS," papar dia.
Menurut Sofjan, pengusaha tak perlu susah-susah untuk melakukan survei memetakan kekuatan bisnis pesaing. Selain itu, data ini juga menjadi rujukan dalam mencari peluang-peluang usaha dalam mengekspansi bisnis dan investasi di Indonesia.
Sofjan menuturkan, dulu semua pengusaha hanya menjadi follower karena hanya bisa mengikuti langkah pebisnis sebelumnya yang menjajal dunia usaha baru. Hal ini membuat lahan usaha baru tersebut menjadi tak kompetitif karena para pengusaha telah menjejali bidang usaha tersebut.
"Dengan data-data ini kita jadi tahu mana yang jadi kebutuhan, mana masa depan itu. Sebab tanpa statistik, sekarang itu jumlah hotel berlebih. Dengan data-data sensus ini, kita tahu bahwa kalau terlalu banyak kompetisi akan menjadi tidak sehat seperti di Bali," tukas dia.
Sofjan menambahkan, para pengusaha tak perlu takut memberikan data informasi kepada BPS. Pasalnya, BPS menjamin data informasi detail perusahaan tersebut tak disalip pesaing.
Dia menyebut, data ini juga menjadi rujukan dalam menyusun arah kebijakan pembangunan ekonomi nasional. Seperti pertumbuhan industri yang sudah terlalu padat di Pulau Jawa sehingga sektor padat karya menjadi lebih tinggi, padahal di luar Jawa sangat memungkinkan dikembangkan industri-industri demi kemajuan bangsa.
"Kalau sekarang ini (sektor usaha) bertumpuk di Pulau Jawa saja. Ini harus jadi pegangan pengusaha dan setelah itu harus diupdate secara terus-menerus apa yang sudah kita capai, dimana kelemahannya, itu bisa kita perbaiki dari data BPS ini. Ini supaya kita bisa menghadapi kompetesi MEA nanti," pungkas Sofjan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News