Menperin Saleh Husin bersama Presdir PT Bayer Indonesia Ashraf Al-Ouf. FOTO: MTVN/Husen Miftahudin
Menperin Saleh Husin bersama Presdir PT Bayer Indonesia Ashraf Al-Ouf. FOTO: MTVN/Husen Miftahudin

Perluasan Pabrik Bayer, Impor Obat Diharap Berkurang

Husen Miftahudin • 27 Mei 2015 11:10
medcom.id, Depok: Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin meresmikan perluasan pabrik PT Bayer Indonesia di Cimanggis, Depok. Pabrik tersebut memproduksi multivitamin dan obat-obatan yang 75 persen di antaranya diekspor ke lebih dari 20 negara dunia.
 
"Pabrik ini juga merupakan bagian dari Bayer Healthcare's Global 21 Manufacturing Sites yang memasok produk healthcare di pasar dunia," papar Saleh, dalam Peresmian Peresmian Pabrik PT Bayer Indonesia di Cimanggis, Depok, Rabu (27/5/2015).
 
Ia menambahkan, Bayer Indonesia telah menanamkan investasi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sebanyak 60 juta euro. Perluasan pabrik ini sendiri, sebut dia, Bayer Indonesia merogoh kocek sebesar 8,1 juta euro.

"Dengan adanya perluasan pabrik Bayer di Cimanggis diharapkan dapat meningkatkan kinerja industri farmasi nasional, menyerap tenaga kerja, menambah devisa melalui ekspor produk farmasi, serta dapat mengurangi obat-obatan dan multivitamin impor yang beredar di dalam negeri," papar Saleh.
 
Ia memberikan apresiasi kepada Bayer Indonesia atas komitmen investasinya di dalam negeri. Saleh mengungkapkan, perusahaan multinasional di bidang Healthcare dan Crop Science ini diharapkan juga terus tumbuh di Indonesia melalui inovasi di bidang kesehatan dengan menghasilkan produk-produk berkualitas melalui Research and Development yang telah teruji.
 
"Saat ini sebanyak 90 persen bahan baku obat-obatan diimpor. Maka itu, dengan peningkatan penguasaan teknologi diharapkan penggunaan produk dalam negeri juga meningkat. Selain itu, ketergantungan terhadap bahan baku impor pun akan berkurang," pungkas Saleh.
 
Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), sektor industri yang saat ini memperlihatkan adanya peningkatan pertumbuhan pada triwulan I tahun ini adalah sektor industri kimia, farmasi, dan obat tradisional dengan pertumbuhan mencapai 9,05 persen.
 
Pada tahun sebelumnya, nilai ekspor produk farmasi nasional mencapai USD532 juta atau tumbuh 16,98 persen dibandingkan dengan 2013 yang hanya sebanyak USD455 juta. Meskipun begitu, nilai impor produk farmasi nasional pada 2014 mencapai USD959 juta, naik 6,68 persen dari 2013 yang sebesar USD899 juta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan