medcom.id, Ternate: Pengamat dari Universitas Khairun Ternate Muhtar Adam menyatakan, perekonomian di provinsi Maluku Utara (Malut) dalam setahun terakhir terlihat lesu sejak masa kepemimpinan Gubernur Malut Abul Gani Kasuba di triwulan I-2015.
"Kelemahannya gubernur tidak menkonsolidasikan ekonomi Malut. Faktor lainya tidak perduli dengan adanya fluktuasi harga barang pada bulan suci Ramadan nanti, sebab dapat diprediksi terjadi kelangkaan," katanya, di Ternate, Sabtu (9/5/2015).
Mohtar mengatakan, kelangkaan suplai kebutuhan pokok menjelang Ramadan terancam sulit diatasi dan itu berdampak pada masyarakat menengah ke bawah yang akan menerima beban dari mahalnya harga barang.
"Faktor pendapatan perekonomian masyarakat miskin sangatlah minim dan itu membutuhkan peran pemerintah untuk mengelola pergolakan ekonomi yang saat ini masih belum stabil," katanya.
Menurutnya, pemprov tidak cermat mengatur perekonomian dari kebijakan fiskal yang menjadi otoritas pemerintah daerah (pemda), sehingga terkesan pemprov sengaja membebankan masyarakat yang melaksanakan ibadah puasa dengan adanya harga barang yang mahal. Akibatnya, kemiskinan akan meningkat dari daya beli yang rendah dan tak terjangkau.
Bahkan, Pemprov Malut sampai saat ini belum mampu menciptakan lapangan kerja yang memadai bagi para pencari kerja, karena sektor swasta di Malut juga belum berkembang serta belum adanya keberanian dari investor menanamkan investasinya ke Malut, karena tidak ada jaminan dari pemda setempat.
"Tanggung jawab gubernur harus melihat problem yang dialami masyarakat Maluku Utara. Kalaupun gubernur beralasan sibuk dengan urusan birokrasi, mestinya hal ini diserahkan dinas perindustrian dan perdagangan yang itu menjadi kewenangan penuhnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id