Menko Perekonomian Darmin Nasution. (FOTO: Medcom.id/Kautsar Widya)
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (FOTO: Medcom.id/Kautsar Widya)

Neraca Perdagangan Diyakini tak Defisit Lagi Jika B20 Diterapkan

Eko Nordiansyah • 02 Agustus 2018 16:59
Jakarta: Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini defisit neraca perdagangan tak akan lagi defisit jika penerapan biodiesel 20 (B20) direalisasikan. Pasalnya penerapan B20 bisa menekan impor minyak dan gas (migas).
 
"Kami percaya begitu laksanakan B20, sampai akhir tahun secara total kita tidak defisit lagi, ditambah dengan kegiatan pariwisata," kata dia di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Agustus 2018.
 
Dirinya menyebutkan, defisit neraca perdagangan migas mencapai USD5,4 miliar hanya untuk satu semester. Meskipun neraca perdagangan nonmigas surplus sebesar USD4,4 miliar, namun jika digabungkan maka totalnya masih defisit.

Sebenarnya, saat ini penerapan B20 sudah diberlakukan untuk solar bersubsidi (PSO). Sedangkan ke depannya penggunaan biodiesel sebesar 20 persen akan diwajibkan untuk solar non-subsidi (non-PSO) serta di beberapa jenis kendaraan dan mesin.
 
"Tadinya B20 sudah berlaku, anda kalau isi diesel di SPBU itu B20. Tapi itu baru berlaku untuk mobil. Ke depan segera berlaku untuk kereta api, kapal laut, alat tambang, dan sebagainya," jelas dia.
 
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut penerapan kewajiban pencampuran kelapa sawit atau kandungan biodiesel pada bahan bakar minyak (BBM) solar sebesar 20 persen itu bisa menekan impor hingga Rp50 triliun.
 
"Yang non-PSO dihitung per September, dengan tambahan PSO November, Desember itu 700 ribu ton. Jadi totalnya 4 juta KL, penghematannya kira-kira Rp50 triliun atau USD3,4 miliar," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan