"Kalau kita lihat kontribusi hasil dari NTT yang bisa untuk ekspor yaitu garam. Sekarang kita lihat sudah mulai di Mbay, Pulau Flores," katanya kepada wartawan di Kupang, seperti dikutip dari Antara, Sabtu 28 Oktober 2017.
Menteri Enggartiasto Lukita berada di Kupang dalam rangka melakukan peninjauan terhadap kondisi pasar-pasar tadisional, ketersediaan komoditas, dan harga barang di ibu kota provinsi itu dalam menyambut Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2017.
Menurutnya, produksi garam di NTT saat ini bisa dikelola dengan baik, namun belum untuk ekspor melainkan paling tidak dapat mengurangi impor dengan mengisi kebutuhan produksi dalam negeri.
"Itu tidak kalah pentingnya karena dalam neraca perdagangan ekspor kita boleh tinggi, sementara impor kita harus turun. Impor kita tidak bisa turun kalau kita tidak sediakan produksinya secara besar-besaran. Nah produksi yang bisa diandalkan di sini (NTT) yaitu garam," tambah dia.
Ia mengatakan, produksi garam di provinsi kepulauan itu sebenarnya telah didukung dengan kondisi curah hujan rendah, yang hanya berlangsung sekitar tiga bulan dalam setahun. Kondisi tersebut, katanya, sangat potensial untuk memproduksi garam dan sudah diperhitungkan pula oleh Pemerintah Pusat untuk mendorong NTT sebagai sentra produksi garam.
Menteri Enggartiasto meminta pemerintah daerah agar fokus melihat potensi yang dimiliki sehingga bisa mengembangkannya besar-besaran untuk memajukan perekonomian daerah maupun nasional.
"Kalau misalnya potensi kita di sini yaitu garam maka dukungan dari daerah juga harus kuat baik provinsi maupun kabupaten untuk mengarah ke sektor itu sehingga garam bisa menjadi unggulan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News