Oleh karena itu, guna mengantisipasi revolusi industri 4.0 Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyiapkan empat langkah strategis pemerintah dalam mengatasi perubahan industri tersebut.
"Proses teknologi dan otomatisasi di perbankan, seharusnya menjadi tantangan dari tergerusnya pekerja seperti teller. Peran pemerintah mencari solusi agar jangan sampai memunculkan pengangguran. Maka kami memberikan berbagai pelatihan yang menambah nilai dan budaya. Ke depan pendidikan yang diberikan adalah kepemimpinan kerja sama, komunikasi, kreativitas. Itu harus didukung supaya kita bisa jalan dengan baik menghadapi 4.0," ujarnya dalam Diskusi Publik Merespons Forum Ekonomi Dunia 2018-Tantangan Penurunan Ketimpangan Ketenagakerjaan, di Jakarta, Selasa, 23 Januari 2018.
Pada langkah strategis pertama, pemerintah akan menyusun kurikulum yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan industri yang mengacu pada SKKNI dan Revolusi Industri 4.0.
Yulius menambahkan, strategi kedua yang dilakukan pemerintah adalah dengan merivisi aturan bagi tenaga pengajar baik guru maupun dosen yang memiliki keahlian tertentu bidang vokasi agar dapat mengajar di lembaga pendidikan kejuruan.
Selain itu pihaknya kedepan juga akan terus melengkapi dan menyediakanan sarana serta prasara praktek pemagangan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan usaha dengan terus menggandeng pihak swasta.
"Dengan skema Public Private Partnership (PPP) kita terus jalin kerjasama baik dari antar lembaga Kementerian maupun pihak swasta agar dapat mengembangkan pendidikan vokasi," tambah Yulius.
Dan yang terakhir, pihaknya dan seluruh Kementerian terkait akan segera menyusun skema Online Job Platfom sebagai akses informasi pasar tenaga kerja bagi lulusan vokasi dan basis data bagi industri untuk memudahkan penyerapan tenaga kerja.
Sehingga ruang bekerja yang terbuka di masa mendatang adalah menghasilkan para wirausaha yang berkreasi di ruang digital seperti menghasilkan start up, dan bisnis digital lainnya.
"Mereka yang terdampak diberikan pelatihan mencakup empat hal, yaitu IT, coding, leadership, public relation, kreativitas. Itu yang kami siapkan agar mereka bisa masuk ke dunia kerja. Kami dorong supaya lulusan itu bukan hanya untuk pekerja tapi kewirausahaan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News