Adapun akar permasalahan dari masih tingginya harga tiket pesawat lebih disebabkan oleh inefisiensi manajemen maskapai penerbangan.
"Kebijakan jangka pendek. Jika akar masalahnya tidak diselesaikan, seperti masalah inefisiensi dan kartel tiket pesawat, maskapai akan memiliki kebebasan untuk menaikkan tarif di atas tarif batas atas," ujar Huda ketika diminta komentarnya oleh wartawan di Jakarta, Senin, 24 Juni 2019.
Menurut Huda, harga avtur di Indonesia tergolong paling rendah jika dibandingkan dengan harga bahan bakar di sejumlah negara, seperti Singapura dan Malaysia. Ia menengarai sejak lama perusahaan maskapai di tanah air sudah mewacanakan penurunan harga avtur.
Jika harga avtur turun, tutur Huda, akan berdampak secara langsung terhadap pendapatan Pertamina.
"Mereka (maskapai) selalu mengkambing-hitamkan harga avtur. Ini akal-akalan mereka untuk menekan penyediaan harga avtur," ujarnya.
Huda memperkirakan tingginya harga tiket pesawat lebih dikarenakan efisiensi manajemen maskapai yang angkanya sekitar 60 persen. Sementara avtur hanya 40 persen dari seluruh biaya komponen maskapai. Sehingga harga avtur bukan satu-satunya pemicu mahalnya harga tiket pesawat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id