Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti. Foto : AFP/Bay Ismoyo.
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti. Foto : AFP/Bay Ismoyo.

Susi Pudjiastuti Minta Maaf Belum Maksimal Hentikan Penyelundupan Lobster

Nia Deviyana • 26 Desember 2019 19:39
Jakarta: Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengakui dirinya belum maksimal dalam menghentikan penyelundupan benih lobster semasa kepemimpinannya di Kabinet Indonesia Kerja. Melalui akun twitternya, Susi meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo.
 
"Pak President Yth. dua tahun terakhir saya tidak mampu menghentikan lebih dari 50 persen penyelundupan bibit Lobster dari wilayah Indonesia ke Singapura maupun Vietnam. Walau bila dilihat dari hasil penggagalan penyelundupan nilai estimasi hampir Rp1 triliun, yang berhasil keluar lebih dari 50 persennya," cuit Susi dalam akun twitter-nya, Kamis, 26 Desember 2019.
 
Susi kembali meminta maaf karena tidak semua arahannya terlaksana.

"Mohon maaf dalam 2 tahun terakhir saya gagal untuk menutup total penyelundupan bibit-bibit Lobster kita. Perintah saya tidak seratus % terlaksana," lanjut Susi.
 
Susi mengatakan andai saja bibit lobster tidak ada yang diselundupkan, maka pada musim hujan seperti sekarang ini nelayan bisa merasakan panen yang lebih besar dibandingkan lima tahun lalu.
 
"Setiap tahun sejak Bapak memerintah penangkapan lobster jumlahnya sudah mulai terasakan. Mereka bersyukur," imbuhnya.
 
Susi bilang tanpa bibit lobster dari Indonesia, Vietnam yang mengekspor lobster dan memiliki industri pembesaran lobster akan hancur. Namun, Susi kembali menekankan dirinya menyesal tidak mampu menggagalkan semua penyelundupan.
 
"Namun 2 tahun terakhir, terutama 1 tahun terakhir, saya tidak mampu menggagalkan penyelundupannya dengan signifikan. Terlalu besar uangnya hingga backing oknum-oknum besar dan kuat ikut," tuturnya.
 
Masih melalui akun twitternya, Susi mengatakan lobster di Indonesia ditangkap, diperdagangkan, dan diekspor sudah sejak 1974.
 
"Puluhan ribu ton setiap tahunnya. Mulai tahun 2000 ekspor turun karena bibit mulai diambilin, dan diekspor," kata dia.
 
Susi mengatakan lobster jenis Homarrus & P Penicilatus tergolong langka dan hanya 10 negara yang memiliki lobster jenis tersebut.
 
"Pak President Yth, bila penyelundupan bibit Lobster (Homarrus& P Penicilatus) bisa dihentikan, gagalkan; pengambilan bibit dengan kedok untuk pembesaran maka akan hancur dan runtuhlah Industri Pembesaran( bukan budidaya) Vietnam. Kurang dari 10 negara di dunia yang punya jenis lobster ini," tandasnya.
 
Cuitan Susi mendapat banyak respons dari netizen. Pemilik akun @Karjimmm bertanya mengapa lobster yang populasinya sedikit bisa menjadi komoditas yang dipilih untuk diekspor. Padahal, untuk konsumsi saja tidak cukup.
 
"Bu kalau logikanya di alam cuman bisa tumbuh 1 persen harusnya lobster jadi hewan langka yang boro2 bisa dikonsumsi atuh yah?," kata akun @Karjimmm.
 
Susi pun mengiyakan hal tersebut. "Apalagi diekspor ke negeri orang," balas dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan