Wakil Ketua Umum Hipki, Amrizal Idroes. (FOTO: MTVN/Husen Miftahudin)
Wakil Ketua Umum Hipki, Amrizal Idroes. (FOTO: MTVN/Husen Miftahudin)

Pasokan Langka, Industri Minta Pemerintah Setop Ekspor Kelapa

Husen Miftahudin • 21 April 2016 12:51
medcom.id, Jakarta: Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (Hipki) menyatakan, ketersediaan buah kelapa segar sebagai bahan baku atau raw material coconut bagi industri pengolahan kelapa saat ini terus menyusut. Alhasil, kapasitas produksi industri pengolahan kelapa dalam negeri merosot sebanyak 30-50 persen.
 
Wakil Ketua Umum Hipki, Amrizal Idroes, mengungkapkan penyebab menyusutnya ketersediaan bahan baku adalah maraknya ekspor buah kelapa segar baik legal maupun ilegal. Selain itu, disebabkan juga dari turunnya produktivitas tanaman akibat El Nino (kemarau), kondisi tanaman yang sudah tua, tak adanya peremajaan, dan alih fungsi lahan perkebunan.
 
"Berdasarkan Sensus Pertanian, total ketersediaan bahan baku kelapa segar sebanyak 12,9 miliar butir. Sedangkan kebutuhan kelapa untuk 2015 sebanyak 14,63 miliar butir," ujar Amrizal, dalam Diskusi Kelangkaan Komoditas Kelapa, di Menara Kadin, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (21/4/2016).

Menurut dia, kelangkaan bahan baku kelapa segar lebih dikarenakan ekspor yang terus meningkat. Ini karena harga jual untuk ekspor lebih tinggi ketimbang harga yang dijual untuk dalam negeri.
 
"Negara tujuan ekspor kelapa bulat adalah Malaysia dengan harga yang lebih tinggi sekitar Rp50-Rp200 per kilogram (kg)," imbuhnya.
 
Ada tiga kategori harga jual kelapa berdasarkan kualitasnya. Kategori A dengan kualitas kelapa baik dan besar dihargai industri kepada petani sebesar Rp2.700 per kg. Kategori B dengan kelapa tercungkil atau ukuran kecil dihargai sebesar Rp1.300 per kg.
 
"Sementara Kategori C dengan kelapa rusak, itu dihargai Rp500 per kg. Jika harga Malaysia lebih baik, petani lebih memilih menjual ke Malaysia dibanding dengan menjual ke perusahaan dan industri," tutur dia.
 
Oleh karena itu, Hipki meminta agar pemerintah menyetop ekspor buah kelapa yang belum diolah. Ini dilakukan agar memberi kepastian bahan baku untuk industri pengolahan kelapa sehingga peluang investasi yang masuk ke Indonesia untuk industri ini semakin meningkat.
 
"Kami ingin pemerintah lakukan deregulasi tata niaga untuk pelarangan ekspor buah kelapa yang belum diolah. Jangan sampai bahan baku kita dijual ke luar negeri untuk diolah mereka yang punya industri pengolahan di luar negeri. Kita yang punya bahan bakunya, mereka yang enak menikmati hasil olahannya," ketus Amrizal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan