Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti (kanan) bersama Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) (Foto: MTVN/Husen Miftahudin)
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti (kanan) bersama Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) (Foto: MTVN/Husen Miftahudin)

Impor Daging Kerbau Baru 720 Ton Masuk Gudang Bulog

Husen Miftahudin • 02 September 2016 13:04
medcom.id, Jakarta: Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mendapat jatah kuota impor daging kerbau sebanyak 10 ribu ton. Sayangnya, hingga hari ini, realisasi impor yang sudah masuk gudang atau cold storage Bulog baru sebanyak 720 ton.
 
Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, impor tersebut baru dilaksanakan pertengahan Agustus dan masuk gudang Bulog pertama pada 26 Agustus 2016. Secara bertahap, impor akan tiba selama 2-3 hari sekali.
 
"Ini masih ada kapal yang sudah masuk dan ada beberapa kontainer. Intinya kami menyampaikan bahwa ini 2-3 hari sekali masuk. Kemarin pertama 13 kontainer, kemudian lima kontainer, tapi terus kita lakukan bertahap," ujar Djarot, di Kantor Perum Bulog, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (2/9/2016).

Keseluruhan impor daging kerbau masuk melalui jalur pelabuhan di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Meski baru sedikit yang masuk, namun Djarot memastikan bahwa kuota impor daging kerbau yang diberikan pemerintah sebanyak 10 ribu ton akan terealisasi paling lambat akhir September.
 
"Harapannya bahwa sebelum September tutup, 10 ribu ini sudah masuk. Karena ini menjadi test case dan akan kita susul dengan importasi berikutnya agar betul-betul terjadi pemenuhan daging kerbau ke masyarakat," tegas dia.
 
Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2016, pemerintah memberi penugasan kepada Perum Bulog untuk mendatangkan daging kerbau India yang pada tahap pertama sebanyak 10 ribu ton. Setelah melalui proses survei, verifikasi, dan pemeriksaan dari Tim Kementerian Pertanian serta sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
 
Maka itu, mulai 2 September 2016 akan didistribusikan daging kerbau yang sehat dan bebas penyakit. Pendistribusian daging akan didistribusikan untuk kebutuhan industri melalui asosiasi industri daging seperti Amiso dan untuk konsumen masyarakat luas telah dilakukan sosialisasi dan kerja sama dengan beberapa asosiasi pedagang daging.
 
"Untuk eceran akan dijual melalui jaringan Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog dan operasi pasar. Harga eceran tertinggi yang dijual ke masyarakat sebesar Rp65 ribu per kilogram. Ini untuk masyarakat kecil agar mempunyai alternatif membeli daging yang murah dan sehat," pungkas Djarot.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan