Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, indeks harga properti residensial pada kuartal IV-2016 tumbuh sebesar 0,37 persen (qtq). Ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal III-2016 yang tercatat sebesar 0,36 persen (qtq).
"Kenaikan harga rumah terjadi pada semua tipe rumah, terutama tipe kecil 0,57 persen (qtq), dengan kenaikan harga tertinggi terindikasi di Surabaya 1,64 persen (qtq)," ujar Tirta, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa, 14 Februari 2017.
Dirinya menambahkan, meningkatnya pertumbuhan harga rumah masih dipengaruhi oleh faktor kenaikan harga bahan bangunan. Selain itu upah pekerja juga memengaruhi pertumbuhan harga rumah di akhir tahun lalu tersebut.
Sementara itu, volume penjualan properti residensial menunjukkan peningkatan. Pada SHPR kuartal IV-2016 volume penjualan properti residensial terindikasi tumbuh sebesar 5,06 persen (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,65 persen (qtq).
"Peningkatan penjualan tersebut sejalan dengan peningkatan realisasi penyaluran kredit properti oleh perbankan. Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial masih bersumber dari dana internal pengembang," jelas dia.
Sebagian besar pengembang 50,80 persen menggunakan dana sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya. Sementara itu, sumber pembiayaan konsumen untuk membeli properti masih didominasi oleh KPR 77,22 persen, khususnya pada rumah tipe kecil dan menengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News