Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Agus Santoso mengatakan kedai kopi asing mulai kelabakan dengan menjamurnya merek kopi lokal. Hal ini akan mendongkrak penyerapan kopi di tingkat petani sehingga menciptakan nilai tambah.
"Kita harus membuat komunitas yang bisa mengalahkan brand luar negri, mereka mulai kelabakan karena tumbuh brand kedai kopi yang disukai konsumen," kata Agus saat membuka acara BrewFest2020 di Senayan City, Jakarta Selatan, Jumat, 21 Februari 2020.
Pemanfaatan teknologi di bisnis kedai kopi skala UKM, kata Agus, telah menaikkan level kualitas kopi Indonesia yang sejak awal memiliki cita rasa khas. Standarisasi produksi kopi telah terbentuk seiring permintaan kedai yang jumlahnya terus meningkat.
"UKM sangrai kopi dengan pasir lagi, tapi dengan teknologi terkini, sehingga aroma dan rasa bisa maksimal dan terstandar," tuturnya
Menurut Agus kehadiran kedai kopi juga membuat masyarakat kian paham kopi berkualitas tinggi hasil petani Nusantara. Fakta ini pun membuat persaingan bisnis kopi kian kompetitif untuk menyajikan inovasi produk.
"Minum kopi di brand kopi terkenal itu sebenarnya bukan paham kopi tapi kita minumnya itu mereknya. Kedai kopi lokal inilah pahlawan sejati petani kopi yang membuat masyarakat paham meminum kopi," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Head of Marketing PT Toffin Indonesia Ario Fajar mengatakan bisnis kedai kopi masih sangat menjanjikan di 2020. Pada 2019 saja, lebih dari 3.000 kedai kopi telah berdiri membukukan transaksi nilai diperkirakan mencapai Rp4,8 triliun dengan asumsi setiap kedai menjual rata-rata 200 cangkir per hari dengan harga sekitar Rp22.500.
“Sebagai perusahaan penyedia produk dan jasa di sektor Horeca, Toffin Indonesia berkomitmen untuk memajukan industri food & beverage khususnya kopi dan teh melalui sebuah event dalam bentuk festival. BrewFest mempertemukan para pelaku bisnis, expert, asosiasi, pemilik brand hingga pemain baru untuk kumpul, bertukar informasi, dan membicarakan isu yang sedang berkembang,” terang Ario.
Founder of First Crack Coffee Evani Jesslyn mengatakan Indonesia memiliki hasil alam kopi yang luar biasa. Ia optimis perpaduan antara ilmu pengetahuan dan teknologi dari hulu sampai hilir dapat dioptimalkan sehingga menghasilkan kualitas kopi nomor satu di dunia dan mendapatkan grade 99.
Ia juga mendorong siapapun untuk membangun passion melalui bisnis kedai kopi yang dapat dijalankan dengan tiga modal utama yakni focus, passion, dan persistence. Masyarakat yang ingin mengembangkan usaha di bidang kopi pun perlu sering bertemu dengan para peracik ahli.
“Buat saya untuk kopi yang enak itu mesti 3B: best bean, best barista, dan best match. BrewFest 2020 adalah wadah yang tepat untuk mengembangkan bakat serta bisnis kedai kopi. Acara seperti ini perlu didukung oleh semua pihak,” ujarnya.
Selain kopi, BrewFest 2020 juga mengangkat teh sebagai salah satu konten acaranya. Founder of Indonesia Tea Institute Ratna Somantri menambahkan, teh Indonesia membutuhkan banyak dukungan agar industrinya bisa terus berkembang. Perlu upaya promosi yang terus menerus agar teh Indonesia bisa mendapat tempat di negeri sendiri. Serta upaya kreatif dan inovatif untuk membuat teh Indonesia menarik bagi generasi milenial.
"Semoga teh Indonesia juga bisa mencuri perhatian di tengah keramaian kopi di Indonesia," pungkas Ratna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News