"Pada awal 2019, Januari-Februari sudah bisa diresmikan Presiden," kata Isran seusai mengikuti rapat koordinasi membahas persiapan KEK di Gedung Menko Perekonomian, Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 27 Desember 2018.
Isran mengatakan penegasan status lahan atau tata ruang ini telah disiapkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) agar investor tidak ragu untuk menanamkan modal di wilayah yang direncanakan menjadi tempat pengembangan industri berbasis kelapa sawit atau pengolahan kayu itu. Dia mengklaim banyak investor banyak yang mau berinvestasi. Industrinya seperti pengolahan CPO ke hilir.
Selain itu, ia juga memastikan kehadiran KEK yang telah ditetapkan sejak Oktober 2014 ini bisa memotong waktu maupun biaya logisitik menjadi lebih cepat dan efisien untuk ekspor barang ke wilayah Asia Timur seperti Tiongkok atau Korea Selatan.
"Kalau kita ekspor langsung dari situ, ke utara, seperti ke Shanghai atau Korea, itu jauh lebih pendek waktunya. Selama ini kalau kita ekspor barang-barang dari Surabaya bisa 29 hari. Kalau lewat Kaltim hanya sembilan hari bisa sampai," ujarnya.
KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan yang terletak di Kabupaten Kutai Timur. Kalimantan Timur, mempunyai total luas area sebesar 557,34 hektare (ha) dan telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2014. Kawasan yang mempunyai keunggulan sumber daya alam ini didukung dengan posisi geostrategis yaitu terletak pada lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) yang merupakan lintasan laut perdagangan internasional.
KEK yang terletak di antara Selat Makassar ini juga berada dalam posisi yang strategis karena dilewati jalur regional lintas trans Kalimantan serta transportasi penyeberangan ferry Tarakan-Tolitoli dan Balikpapan-Mamuju. Hingga 2025, KEK ini ditargetkan dapat menarik investasi sebesar Rp34,3 triliun dan meningkatkan PDRB Kutai Timur hingga Rp4,67 triliun per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News