"Harga ini sebenarnya sudah turun. Sebelumnya dihargai Rp40 ribu per kg," kata Ilah, seorang pedagang di pasar tersebut dikutip dari MediaIndonesia, Kamis 9 Maret 2017.
Namun sekalipun sudah turun, Ilah mengaku harga bawang merah masih tergolong tinggi. Ilah pun menambahkan jika pelanggannya seringkali protes karena harga bawang merah masih tetap tinggi.
"Padahal biasanya harga bawang merah itu di kisaran Rp20 ribu hingga Rp25 ribu per kg," kata Ilah.
Tidak hanya itu, bawang merah yang dijual di pasaran saat ini kualitasnya juga tidak begitu bagus, karena cepat busuk akibat banyaknya kandungan air di dalamnya. Sehingga Ilah pun mengaku tidak berani menyetok bawang merah dalam jumlah yang banyak karena takut merugi akibat membusuk.
Sementara itu tingginya harga bawang merah saat ini justru tidak dinikmati oleh petani. Menurut ketua kelompok tani bawang merah Cukang Akar, Desa Silih Asih, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Rois, mengakui jika saat ini petani bawang merah sudah mulai panen.
"Tapi harganya rendah," kata Rois.
Dari areal tanam bawang merah seluas 4 hektare (ha) milik kelompok mereka, hanya dihargai Rp450 juta. Ini berarti bawang merah hanya dihargai sekitar Rp11.250 per kg. Harga ini, menurut Rois, sangat rendah. Dia mengatakan, harga ini juga tidak sebanding dengan biaya produksi yang harus mereka keluarkan.
Menurut Rois, untuk satu hektar tanaman bawang merah mereka membutuhkan biaya hingga Rp120 juta. Namun biaya produksi pada musim pertama ini akan berkurang pada musim kedua hingga keempat.
"Untuk biaya tanam musim kedua hingga keempat rata-rata biaya produksi sekitar Rp80 juta," kata Rois.
Meskipun mendapatkan keuntungan yang tipis, Rois dan anggota kelompoknya masih akan menanam bawang merah tahun ini dengan harapan harga bawang merah pada tiga musim berikutinya bisa lebih baik dibandingkan musim tanam pertama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News