Anto, salah seorang pembudidaya rumput laut di Sei Lancang Kelurahan Tanjung Harapan Kabupaten Nunukan, mengaku sangat gelisah dengan turunnya harga sejak pekan lalu hingga Rp6.000 per kg.
Penurunan harga ini belum diketahui penyebabnya sehingga meresahkan petani pembudidaya di daerah itu. Anto menyatakan turunya harga mengakibatkan semangat kerja warga yang melakoni budidaya rumput laut selama ini juga menurun.
"Harga yang turun menjadi Rp6.000 per kg kering ini dianggap tidak bisa menutupi pengeluaran terhadap biaya operasional sehingga berpotensi merugikan pembudidaya," jelas Anto dikutip dari Antara, Senin, 17 Februari 2020.
Pekan lalu Basri Daeng Lau mengungkapkan harga pembelian oleh pengepul kepada petani pembudidaya masih berada pada kisaran Rp9.000 per kg dari sebelumnya Rp14 ribu per kg.
Basri mengutarakan penurunan harga rumput laut di Kabupaten Nunukan yang terus menurun diduga atas berkurangnya ekspor ke luar negeri khususnya Tiongkok dan Korea Selatan akibat informasi virus korona.
Hal ini diakui pula Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan, Dian Kusumanto bahwa importir tiongkok belum ada permintaan terhadap produksi rumput laut Nunukan sejak awal 2020 ini.
Dian mengharapkan menurunnya permintaan ekspor dari tiongkok ini tidak terlalu mempengaruhi harga rumput laut di daerahnya. Namun faktanya, harga terus menurun hingga pada titik terendah sejak tiga tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News