Ilustrasi. (FOTO: ANTARA/Rezza)
Ilustrasi. (FOTO: ANTARA/Rezza)

Kemenperin Target Pertumbuhan Industri Tekstil dan Alas Kaki Naik 6,3%

Husen Miftahudin • 15 April 2016 15:57
medcom.id, Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melihat Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) menjadi salah satu industri andalan masa depan. Laju pertumbuhan yang menopang pertumbuhan industri keseluruhan diharapkan industri TPT terus menggeliat selama tahun ini.
 
Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Kemenperin Muhdori menyampaikan, atas raihan industri TPT selama ini, pihaknya menargetkan pertumbuhan industri ini sebesar 6,33 persen dan memberi kontribusi sebanyak 2,43 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.
 
"Sektor Industri TPT akan terus menguat  karena sifatnya yang padat karya dan menjadi 'Jaring Pengaman Sosial' yang mendukung pendapatan penduduk. Di lapangan, industri pakaian menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan Tenaga kerja," ujar Muhdori dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (15/4/2016).

Saat ini, kata dia, industri TPT menempati ranking tiga ekspor nasional dan menyerap tenaga kerja hingga 2,79 juta orang dengan hasil produksi yang mampu memenuhi 70 persen kebutuhan sandang dalam negeri. Muhdori melanjutkan, sepanjang 2015, sektor TPT telah memberikan kontribusi 1,22 persen terhadap PDB Nasional dan surplus ekspor sebesar USD4,31 miliar.
 
Nilai ekspor TPT sendiri mencapai USD12,28 miliar, atau berkontribusi sebesar 8,17 persen dari total nilai ekspor nasional. Industri TPT juga memiliki andil besar dalam menyumbang devisa negara. Total investasi di sektor tersebut pada 2015 mencapai Rp573 triliun, naik 16,9 persen dari 2014.
 
Kepala Pusdiklat Industri Kemenperin Mujiyono mengakui, Meski kinerja industri tekstil sempat menurun 4,79 persen pada 2015 akibat krisis ekonomi global, peluang pertumbuhan tahun ini masih sangat besar. Ini dikarenakan Indonesia dapat merespons krisis global secara tepat dan sudah mulai menunjukan perbaikan di sisi ekonomi nasional.
 
"Terlebih lagi, kelas menengah yang menjadi lokomotif konsumsi nasional menyumbang cukup banyak pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, ketika pasar dunia tengah melemah, pasar domestik masih menjadi potensi besar," papar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan