“Apalagi saat ini fasilitas KUR bunganya sudah turun menjadi enam persen yang sebelumnya 19 persen,” ujar Adolf, Senin, 18 November 2019.
Adolf mengatakan jika KUR tidak dimanfaatkan oleh masyarakat Papua dan Papua Barat, akan digunakan oleh masyarakat pendatang. Hal ini akan sangat disayangkan.
“KUR itu kredit atau pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada debitur individu atau perseorangan, badan usaha dan atau kelompok usaha yang produktif dan layak, namun belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup,” ujarnya.
Lebih lanjut, ungkap Adolf, pihaknya mencatat realisasi penyaluran KUR pada 2018 mencapai Rp940 miliar atau meningkat ketimbang tahun sebelumnya yaitu Rp750 miliar. Awal 2018, ada perhitungan berdasarkan plafon yang diterima setiap bank penyalur KUR dan diestimasi pada 2018 bisa mencapai Rp1 trilun.
“Realisasi Rp940 miliar merupakan pencapaian yang bagus dan menunjukkan roda perekonomian khususnya sektor rill di Papua berjalan,” katanya.
Hanya saja, kata Adolf, hingga 2018, realisasi terbesar masih pada sektor perdagangan. Meski, untuk sektor produksi yakni pertanian, perikanan, dan perkebunan jumlahnya terus meningkat.
Realisasi KUR Rp940 miliar disalurkan kepada 26.020 debitur yang sebagian besar berdomisili di kawasan pesisir dan perkotaan.
“Kami berharap, KUR dapat dinikmati oleh debitur baru, sehingga selalu ada muncul pelaku usaha pemula yang mampu membantu meningkatkan perekonomian daerah,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id