?Pusat Data Batik Jaga Warisan Budaya RI. FOTO: Medcom.id/Ilham Wibowo.
?Pusat Data Batik Jaga Warisan Budaya RI. FOTO: Medcom.id/Ilham Wibowo.

Pusat Data Batik Jaga Warisan Budaya RI

Ilham wibowo • 24 September 2019 16:05
Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung penuh kehadiran pusat data batik yang dikembangkan Yayasan Batik Indonesia (YBI). Pengembangan inventarisasi karya ke model digital ini dinilai penting menjaga warisan budaya tak benda asli Indonesia.
 
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan bahwa kehadiran pusat data batik melalui laman resmi YBI sejalan dengan program revolusi industri 4.0. Pemanfaatan berbagai teknologi canggih tersebut diyakini dapat membuat dunia batik nasional semakin berdaya saing.
 
"Ini sangat bagus sekali dalam mengimplementasikan apa yang dimaksud dengan Making Indonesia 4.0 di dunia batik, website-nya itu pop up sistemnya, sudah digital," kata Gati usai membuka pameran batik di kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Selasa, 24 September 2019.

Hingga saat ini, baru 200 ribu pelaku usaha batik kelas menengah yang telah terdata. Sarana ini diharapkan jadi etalase galeri batik Tanah Air di kancah internasional untuk penggunaan dalam berbagai bentuk fesyen, kerajinan dan home decoration.
 
"Perajin batik banyak sekali, data yang dikumpulkan juga banyak, jadi sebenarnya pemerintah itu beruntung karena datanya bisa dibantu oleh teman-teman YBI," ujarnya.
 
Menurut Gati, kehadiran pusat data ini juga memperkuat kebanggaan masyarakat Indonesia dalam menggunakan batik. Pengakuan UNESCO yang telah mengukuhkan batik Indonesia sebagai Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity pada 2 Oktober 2009 mestinya diaplikasikan dengan baik.
 
Adapun Balai Besar Kerajinan dan Batik Kemenperin juga sudah mengembangkan aplikasi Batik Analyzer untuk membedakan produk batik dan tiruan batik. Aplikasi dengan basis Android dan iOS tersebut menggunakan teknologi artificial intelligence (AI).
 
"Kehadiran pusat data ini memberikan pembelajaran apa sih batik sebenernya pada masyarakat. Kita punya namanya batik cat, batik tulis, cetak motif batik dan variasi atau motif daripada batik itu banyak sekali," ungkapnya.
 
Lebih lanjut, batik Indonesia dinilai memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif di pasar Internasional yang perlu dijaga dan dilestarikan dengan penguatan branding dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Industri batik yang juga diproduksi oleh negara seperti Malaysia, Singapura dan Tiongkok perlu diwaspadai agar tidak menggeser posisi daya saing batik RI.
 
"Dengan adanya website, bisa diketahui yang namanya kain printing motif batik dan lukis tangan sehingga masyarakat tahu. Kita perlu promosikan terus supaya jangan sampai tertipu beli kain printing motif batik tetapi dengan harga yang mahal," kata Gati.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan