Direktur Utama PP Presisi Iswanto Amperawan menyatakan dari hasil akuisisi kedua perusahaan mendapat nilai tambah kontrak sebesar Rp2 triliun menjadi Rp9 triliun.
"Masing-masing perusahaan yang akan diakuisisi sebesar Rp1 triliun," tutur Iswanto, ditemui media di Kantor Pusat PTPP, Jakarta, Kamis, 5 April 2018.
Dana akuisisi perusahaan didapatkan dari dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,6 triliun di tahun ini. Adapun alasan melakukan akuisisi, karena sebelumnya sudah punya kontrak coal hauling dengan beberapa perusahaan tambang sebelumnya.
"Alasannya masuk ke tambang sudah punya kontrak hauling. Langkah ini sebagai main contractor, harga batu bara sekarang bagus, dulu kontraktor kecil belum bisa bangkit, itu peluangnya," jelas dia.
Menurut dia, aksi korporasi pun sejalan dengan strategi perusahaan untuk mengerek pertumbuhan dari sisi non organik di tahun ini. "Prosesnya sedang on going, paling lambat satu atau dua bulan ke depan finalisasi. Ini bagian dari pertumbuhan non organik," ungkap Iswanto.
Kinerja Keuangan di 2018
Pada tahun ini, Direktur Keuangan PP Presisi, Benny Pidakso menyatakan, perusahaan membidik pendapatan sebesar Rp4,9 triliun, atau naik 172 persen dari posisi Rp1,8 triliun di 2017. Laba bersih perusahaan dibidik sebesar Rp434 miliar, atau naik 130 persen dari posisi Rp188,3 miliar.
"Peningkatan kinerja operasional dan keuangan PP Presisi secara signifikan selama ini, akan mendukung peningkatan engineering capacity dan balance sheet capacity sebagai landasan kuat bagi PP Presisi untuk melakukan pertumbuhan yang berkelanjutan," tukas Benny Pidakso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id