"Saya berharap pabrik ini dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi pemenuhan permintaan pasar minuman di dalam negeri maupun luar negeri," kata Saleh dalam sambutan peresmian pabrik AIBM, Cicurug, Sukabumi, Rabu (8/4/2015).
Sebagaimana diketahui, dalam waktu dekat Indonesia akan menghadapi perdagangan bebas dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Menurut Saleh, hal ini harus dilihat sebagai tantangan dan peluang bagi para industri mamin untuk terus mengembangkan industrinya agar dapat berdaya saing pada saat MEA diberlakukan pada akhir tahun ini.
Maka itu, sebut dia, pengembangan industri mamin harus fokus pada penguatan seluruh mata rantai produksi agar tercipta pembangunan industri yang berkelanjutan dengan struktur dan kapabilitas industri yang tangguh serta nilai tambah yang tinggi.
"Oleh karena itu, dalam pembangunan industri nasional harus pula didorong pembentukan jejaring industri secara nasional agar mampu memenuhi kebutuhan pasar," papar dia.
Sebagai informasi, AIBM memproduksi jenis minuman non-alkohol seperti minuman sari buah, air minum dalam kemasan dan minuman teh siap saji dan mulai produksi komersial sejak akhir 2013. Sebelum joint venture, divisi minuman Indofood CBP telah mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp218,9 miliar dan menargetkan penjualan mencapai Rp5 triliun pada 2017 mendatang.
Dalam menciptakan lapangan kerja baru, AIBM pun menyerap sebanyak 200 orang tenaga kerja secara langsung. Hal itu belum termasuk tenaga kerja tidak langsung seperti agen dan pengecer yang jika ditotal, diperkirakan akan mampu menyerap hingga ribuan tenaga kerja.
"Saya menyambut baik atas peresmian pabrik PT Asahi Indofood Beverage Makmur yang berlokasi di Sukabumi ini untuk ikut mendorong proses diversifikasi produk minuman nasional pada umumnya," pungkas Saleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
