Ilustrasi. (FOTO: MI/RAMDANI)
Ilustrasi. (FOTO: MI/RAMDANI)

RAPBN 2017

Pemerintah Diminta Realistis Tetapkan Target Pertumbuhan Ekonomi 2017

Eko Nordiansyah • 14 Juli 2016 18:52
medcom.id, Jakarta: Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 sebesar 5,3 sampai 5,9 persen. Namun target ini dianggap terlalu optimistis dengan rentang yang terlalu lebar.
 
Anggota komisi XI DPR RI, Hendrawan Supratikno menilai, kisaran pertumbuhan ekonomi itu terlalu tinggi dan tidak realistis. Dengan target yang tinggi tersebut, pemerintah dianggap terlalu membebani diri sehingga bekerja tidak maksimal.
 
"Katakan lah pahit kalau pahit sehingga kita tidak membebani pikiran kita dengan fantasi yang terlalu tinggi," ujar Hendrawan saat rapat kerja pembahasan RAPBN 2017, di Ruang Rapat Komisi XI, Kompleks Senayan, Jakarta, Kamis (14/7/2016).

Anggota dari Fraksi PDIP ini menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah selalu tak sesuai target. Padahal kalau targetnya  meleset tak terlalu jauh, itu masih bisa dimaklumi.
 
"Setiap tahun perkiraan asumsi makroekonomi yang diajukan oleh pemerintah selalu meleset dan rentang terlalu jauh. Kalau melesat 0,1 persen itu kami maklumi tapi kalau lebih dari itu akan membuat ketidakkepercayaan pasar," jelas dia.
 
Sementara itu, jika melihat kondisi global maka bisa dipastikan tahun depan tidak akan ada kejutan berarti bagi perekonomian. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dunia menurut dua lembaga global, IMF dan Bank Dunia, tumbuh lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya.
 
"IMF dan World Bank saja telah menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi dunia untuk 2017, sementara negera utama dunia seperti Jepang masih dikuasai oleh Sinso Abe dengan Abenomic dan Amerika Serikat diperkirakan akan dimenangi Hillary Clinton. Sehingga tidak ada kejutanan dan perubahan signifikan dalam ekonomi dunia," lanjut dia.
 
Untuk kondisi dalam negeri, Hendrawan mengingatkan jika pendapatan ekspor tidak akan dapat diandalkan. Meski beberapa harga komoditas mulai meningkat tapi hal itu saja tak cukup mendongkrak perolehan negara dari sektor ekspor.
 
"Faktor dalam negeri juga tidak banyak yang diharapkan. Dalam lima tahun ke belakang angka ekspor menurun. Dan sektor yang kita harapkan yakni komoditas juga turun dari berkontribusi 30 persen sekarang 20 persen," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan