"Kuartal satu ada kemungkinan masih kontraksi satu persen hingga positif satu persen," kata Josua dilansir dari Antara, Senin, 18 Januari 2021.
Menurut dia, perekonomian di Jawa menyumbang sekitar 55 persen terhadap geliat ekonomi Indonesia.
Sedangkan memasuki sepekan kebijakan PPKM (11-17 Januari 2021), kasus konfirmasi positif khususnya di DKI Jakarta masih terbilang tinggi bahkan menyentuh di atas 3.000 kasus per hari.
Kementerian Kesehatan mencatat per 17 Januari 2021 mencapai 3.395 kasus harian di DKI dengan total kumulatif mencapai 227.365 kasus.
"Sehingga ini menjadi risiko di tengah kasus yang meningkat. Ini tetap berdampak juga kepada ekonomi triwulan pertama," imbuh Josua.
Selain PPKM, ada kombinasi lain yang berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini sehingga perlu diantisipasi di antaranya kecenderungan inflasi awal tahun meningkat akibat kebijakan pemerintah.
Inflasi itu, kata dia, bersumber dari tarif cukai hasil tembakau, kenaikan iuran BPJS Kesehatan, dan harga beberapa komoditas pangan yang harganya meningkat seperti tahu dan tempe karena naiknya harga kedelai.
Meski demikian, kebijakan vaksinasi yang sudah dimulai dan diawali tenaga kesehatan diharapkan memberikan optimisme bagi masyarakat dan dunia usaha sehingga pertumbuhan ekonomi tidak jatuh terlalu dalam.
Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II-2020 menyentuh kontraksi paling dalam yakni minus 5,32 persen, kemudian pada kuartal III-2020 terjadi perbaikan mencapai minus 3,49 persen.
BPS rencananya akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 pada Februari 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id