Peluncuran buku 'Skema Pembiayaan Inovatif untuk Pembangunan Indonesia' oleh Mata Garuda. Foto Istimewa.
Peluncuran buku 'Skema Pembiayaan Inovatif untuk Pembangunan Indonesia' oleh Mata Garuda. Foto Istimewa.

Alumni LPDP Ikut Berkontribusi dalam Pemerataan Pembangunan Nasional

Husen Miftahudin • 10 Januari 2024 18:35
Jakarta: Organisasi ikatan alumni dan penerima beasiswa pendidikan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Mata Garuda, memperkuat komitmen berperan aktif dalam berkontribusi nyata bagi kemajuan Indonesia. Salah satunya dengan meluncurkan Seri buku 'Skema Pembiayaan Inovatif untuk Pembangunan Indonesia'.
 
"Buku ini untuk memberikan referensi dan pemahaman cara mengatasi tantangan pembiayaan pembangunan di Indonesia," ucap Ketua Mata Garuda Leonardo Henry Gavaza, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 10 Januari 2024.
 
Leo menambahkan, buku ini dapat menjadi referensi yang tepat untuk melihat berbagai alternatif pembiayaan bagi Indonesia yang sedang berupaya untuk mempercepat pembangunan pemerataan infrastruktur berkualitas di seluruh negeri.
 
"Buku yang merupakan kolaborasi pemikiran antara Mata Garuda bersama IIGF (Indonesia Infrastructure Guarantee Fund/Penjaminan Infrastruktur Indonesia), terdiri dari tiga volume, akan mengupas secara mendalam tentang skema pembiayaan inovatif untuk pembangunan, termasuk dana pensiun, dana filantropi, dan skema inovatif lainnya," jelas Leo.
 
Buku ini juga diharapkan dapat mendorong diskusi yang lebih luas dan implementasi dalam peningkatan alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur yang inovatif dan beragam.
 
"Melalui upaya kolaboratif dan dedikasi kami, kami berusaha memberikan sumbangan yang signifikan dalam mengatasi tantangan pembangunan di negeri ini," tutur dia.
 
Baca juga: Pengusaha Harap Calon Presiden Perhatikan Isu pembangunan di Daerah
 

Inovasi alternatif pembiayaan

 
Menurut Leo, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan 2045 yaitu Indonesia Maju, salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah saat ini dalam melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur.
 
Terkait hal tersebut, dibutuhkan adanya inovasi alternatif pembiayaan pembangunan di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
 
"Pembangunan infrastruktur di Indonesia perlu dilakukan dengan kualitas pembiayaan yang baik yang berdampak pada masa depan keuangan negara yang lebih aman, sehat, juga berkelanjutan," tegas dia.
 
Leo menambahkan, saat ini pembangunan infrastruktur tidak bisa hanya mengandalkan sumber pembiayaan yang berasal dari APBN saja, tapi juga perlu adanya sumber pembiayaan alternatif seperti dana pensiun, dana filantropi, serta instrumen-instrumen inovatif seperti climate and sustainability funds.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan