Namun, diprediksi impor untuk barang baku akan kembali melonjak pada semester II, sejalan dengan dilakukannya pembangunan program-program infrastruktur yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Peningkatan impor inilah yang disebt-sebut masih akan menjadi ancaman untuk permaikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) ke arah yang lebih sehat.
Ekonom Asian Development Bank (ADB), Edimon Ginting berpendapat, dirinya yakin transaksi berjalan Indonesia akan mengalami perbaikan. Menurutnya, pembangunan proyek infrastruktur nanti tidak terlalu banyak impor bahan baku dan diprediksi akan sangat kecil implikasinya untuk neraca berjalan Indonesia.
"Investasi pemerintah yang dasar tidak ada yang impor intensif, membangun irigasi tidak impor intensif," kata Edimon, di Hotel Intercontinental MidPlaza, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (24/3/2015).
Menurutnya, untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, irigasi, tidak memerlukan banyak bahan baku yang berasal dari luar atau teknologi yang canggih. "Basic infrastruktur lebih banyak menggunakan bahan baku domestik," ucapnya.
Lagipula, ekspor Indonesia juga sudah mulai menaikkan penggunaan konten atau bahan baku domestik. "Itu juga ajang mendukung perbaikan defisit transaksi berjalan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News