Untuk BI menurunkan atau menaikkan BI rate maka ada mekanisme tersendiri yang harus dijalankan yakni melalui Rapat Dewan Gubernur. Artinya, BI tidak bisa serta merta menurunkan begitu saja BI rate tanpa melalui rapat tersebut.
"Saya belum bisa bilang itu (BI rate bisa turun)," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara, kepada Metrotvnews.com, di Jakarta, seperti diberitakan Senin (12/10/2015).
Tirta menjelaskan, alasan BI rate belum bisa turun lantaran BI masih akan melihat kemungkinan yang terjadi jelang keputusan RDG Rabu besok. BI, lanjut Tirta, masih harus melihat pergerakan inflasi, defisit transaksi berjalan, struktur neraca pembayaran, dan capital inflow.
"Apalagi nanti mau ada RDG bulanan ya. Jadi kembali lagi karena kebijakan BI tidak memberikan forward guidence semuanya data dependen. Kita harus membuat assesment dari semua data yang di-assesment," jelasnya.
Selain itu, masih kata Tirta, BI juga akan melihat sejauh mana rupiah bertahan dan mengalami penguatan. Beberapa hari terakhir memang rupiah mengalami penguatan yang sangat tajam karena banyak yang menjual USD di pasar keuangan sehingga suplainya mencukupi, atau lebih dari biasanya. Dengan banyaknya suplai USD dalam negeri maka membuat harganya turun.
"Dari sisi nilai tukar, penguatannya sampai sejauh mana, masih ada room untuk menguat enggak, karena kalau misalnya masih banyak investor yang pegang SBN Indonesia, kalau suku bunga diturunkan kan bisa enggak menarik. Jadi aspek-aspek ini banyak, termasuk nanti SSK kredit seberapa, NPL apakah naik terus, makannya RDG selalu ada pra RDG sehari sebelum RDG, waktu RDG-nya pun harusnya sudah ambil keputusan diskusinya masih banyak," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id