"Selama defisit transaksi berjalan besar saya tidak berhenti ngomel. Saya tahu pressure akan dilakukan, jangan berharap saya jadi nice enough," kata dia di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta Pusat, Senin, 24 September 2018.
Sampai dengan semester I-2018, defisit transaksi berjalan mencapai USD13,7 miliar atau 2,6 persen terhadap Produk Domestik Bruot (PDB). Posisi tersebut masih aman karena berada di bawah tiga persen dari PDB.
Dirinya menambahkan, kenaikan Pajak Penghasilan (PPh) 22 impor terhadap 1.147 barang merupakan salah satu upaya untuk menekan defisit CAD. Kebijakan tersebut menjadi peredam melebarnya defisit CAD.
"We have to prepare, ekspor lebih baik lagi. Seperti sakit demam, yang kita lakukan PPh 22 impor 1.147 HS Code coba turunkan tensi panas. Padahal yang harus ditingkatkan ekspornya," jelas dia.
Untuk itu, Sri Mulyani meminta berbagai pihak berupaya meningkatkan ekspor nasional. Namun dengan daya saing antar negara yang juga meningkat, maka dibutuhkan upaya bersama demi perbaikan struktur ekonomi Indonesia.
"Idealnya, defisit transaksi berjalan harus dipecahkan dengan ekspor naik, bukan impor turun. Kalau ekspor naik, competitiveness naik dimana-mana, bahkan kita bisa jadi negara eksportir," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id