Dirjen DPPR Kemenkeu Luky Alfirman menegaskan dalam waktu dekat ini pihaknya tetap menerbitkan surat utang berdenominasi mata uang Jepang, Yen atau Samurai Bond. "Kami masih jadwal. Jadwal kita untuk menerbitkan Samurai bond di semester I," kata Luky, di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Jumat, 11 Mei 2018.
Menurutnya meski ada tekanan nilai tukar terutama yang berasal dari penguatan dolar Amerika Serikat (USD, namun pemerintah masih melihat peluang untuk menerbitkan Samurai Bond. Luky mengatakan pemerintah bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Layanan Usaha (BLU) agar menempatkan dananya di surat utang pemerintah.
"Jepang itu pasarnya sedikit berbeda. Jadi kita lihat peluang di sana. Kami selalu konsultasi dengan partner kami untuk melihat pasar seperti apa. Ibaratnya untuk saat ini masih tetap berprospek lah untuk Samurai Bond," tukas dia.
Sebelumnya, DJPPR Kemenkeu berencana menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel dengan pemesanan berbasis online atau dinamakan e-SBN pada pekan depan. Penerbitan e-SBN bernomor seri SBR003 memiliki masa penawaran selama 12 hari mulai 14 Mei hingga 25 Mei 2018.
Tingkat kupon (yield) yang ditetapkan dalam penerbitan SBR003 sebesar 6,8 persen. Hal itu mengacu pada BI 7 Days Repo Rate 4,25 persen ditambah selisih sebesar 225 basis poin. Kupon tersebut dibayarkan setiap bulan dalam artian totalnya dalam satu tahunnya mencapai sebesar 6,8 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News