Kepala Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, penurun BI rate sejalan dengan pernyataan BI sebelumnya yang menyebutkan bahwa ruang pelonggaran kebijakan moneter terbuka, dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, serta mempertimbangkan pula dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global pascakenaikan Fed Fund Rate (FFR).
"Ini sejalan dengan pernyataan kami sebelumnya bahwa ruang pelonggaran kebijakan moneter semakin terbuka dan dengan terjaganya stabilitas ekonomi domestik," kata Tirta, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
Dirinya menambahkan, penurunan suku bunga acuan diharapkan pula dapat memperkuat pelonggaran kebijakan makroprudensial dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) yang telah dilakukan sebelumnya.
"Pelonggaran lebih lanjut akan dilakukan setelah dilakukan asesmen secara menyeluruh terhadap perekonomian domestik dan global dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," jelas dia.
Selain itu, BI juga akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan, dan reformasi struktural, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sebelumnya, BI telah mempertahankan suku bunga sebesar 7,50 persen, serta suku bunga lending facility pada level 8,0 persen dan suku bunga deposit facility sebesar 5,50 persen selama terhitung sejak Februari 2015 hingga Desember 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id