Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto : Medcom/Eko.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto : Medcom/Eko.

Presidensi G20 Indonesia Tekankan Kerangka Kecukupan Modal bagi Bank Multilateral

Antara • 12 Oktober 2022 19:12
Washington: Presidensi G20 Indonesia dan Center for Global Development menyelenggarakan konferensi bersama bertema "Peningkatan Peran dan Kapasitas Bank Pembangunan Multilateral (Multilateral Development Banks/MDB) dalam Pembiayaan Pembangunan" pada 11 Oktober, 2022, di Washington DC.
 
Konferensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pembahasan laporan Tinjauan Independen Kerangka Kecukupan Modal (Capital Adequacy Framework/CAF) dari MDB (Independent Review of Multilateral Development Banks' Capital Adequacy Framework). Atas nama Presidensi G20 Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keynote speech pada konferensi tersebut.
 
baca juga: Mentan Ajak Negara-negara Dunia Cegah Triple Krisis

"Kami percaya kerangka kecukupan modal adalah solusi tepat yang dapat membantu mengoptimalkan neraca MDB, baik dalam pembahasan terkait risk appetite, creative financing, ataupun pemanfaatan lebih banyak callable capital, semuanya memiliki potensi untuk dieksplorasi," jelas dia, dalam keterangan resminya, Rabu, 12 Oktober 2022.
 
Dia mengatakan, laporan tersebut menunjukkan pembebasan modal di neraca MDB, yang berpotensi dapat menyediakan pembiayaan tambahan, tentu saja termasuk solusi yang cukup menjanjikan dalam situasi saat ini.

"Kami berharap rekomendasi-rekomendasi ini akan didiskusikan sebab juga akan menjadi masukan yang sangat penting bagi Presidensi G20 Indonesia, dan pastinya akan dikomunikasikan dan diadopsi pada Presidensi G20 India tahun depan," ujar Sri Mulyani.
 
Sepanjang tahun ini, dunia tengah mengalami peningkatan volatilitas pasar yang membawa ancaman besar terhadap stabilitas pasar keuangan dan kesinambungan fiskal. Risiko-risiko ini sangat berpengaruh terhadap negara-negara yang termasuk Emerging and Developing Economies (EMDEs).
 
Tekanan kepada anggaran negara telah meningkat secara substansial di sebagian besar EMDE dalam beberapa tahun terakhir untuk menghadapi pandemi covid-19, melindungi kehidupan dan penghidupan kelompok masyarakat yang rentan, dan memberikan dukungan untuk pemulihan ekonomi.
 
Akibatnya, negara yang memiliki nilai utang yang sudah tinggi akan menghadapi tekanan anggaran yang semakin meningkat dengan melonjaknya cost of fund seiring dengan meningkatnya arus keluar modal dan depresiasi mata uang lokal.
 
Prospek ekonomi dunia yang suram dan risiko yang meningkat telah dikonfirmasi oleh World Economic Outlook dari IMF dengan sepertiga dari ekonomi global diproyeksikan untuk terkontraksi baik tahun ini atau tahun depan.
 
Ketergantungan negara-negara ini pada dukungan MDB menjadi semakin penting terutama karena ketidakpastian dan volatilitas global terus berlanjut. Oleh karena itu, kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya MDB semakin mendesak.
 
Presiden Center for Global Development Masood Ahmed menyatakan inilah seruan luas untuk meningkatkan pembiayaan pembangunan melalui MDB, dan seruan untuk itu sebagian merupakan cerminan dari meningkatnya kebutuhan yang ada untuk menindaklanjuti sustainable development goals dan pembiayaan yang terkait.
 
"Namun ada juga seruan khusus dengan pembiayaan proyek terkait perubahan iklim dan global public goods tidak hanya membutuhkan adaptasi dari peran lembaga-lembaga (MDB) ini agar lebih selaras dalam menanggapi tantangan hari ini, tetapi juga kemampuan (dari MDB) untuk membiayainya," tegas dia.
 
MDB memainkan peran penting dalam upaya tersebut, tidak hanya melalui pembiayaan yang lebih banyak tetapi juga untuk mendorong partisipasi sektor swasta dalam pembangunan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan