Ekonomi Indonesia. Foto : AFP.
Ekonomi Indonesia. Foto : AFP.

Indonesia Tawarkan Peluang Besar bagi Perusahaan Eropa

Arif Wicaksono • 28 Juni 2021 18:02
Jakarta: Sebanyak 88 persen perusahaan Eropa yang berfokus pada ASEAN mengharapkan pertumbuhan bisnis di kawasan ini selama 12 bulan ke depan. Ini menurut survei yang dilakukan oleh Standard Chartered berjudul "Borderless Business: Koridor Eropa-ASEAN", sebuah laporan strategis yang mengeksplorasi peluang potensial tinggi untuk pertumbuhan lintas batas di koridor perdagangan ini.
 
Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa tersebut menganggap Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Indonesia sebagai empat pasar teratas yang akan menghadirkan peluang ekspansi paling besar di ASEAN. 43 persen responden yang terdiri dari perusahaan-perusahaan Jerman, Prancis, dan Inggris menganggap Indonesia menawarkan peluang penjualan atau produksi yang besar.
 
Vice Chairman, ASEAN & President Commissioner Indonesia, Standard Chartered,  Rino Donosepoetro, mengatakan ASEAN adalah mitra dagang terbesar ketiga Uni Eropa (UE) di luar Eropa dengan nilai perdagangan barang hampir 190 miliar euro pada 2020. Sebaliknya, UE adalah mitra dagang terbesar ketiga ASEAN, menyumbang lebih dari 10 persen perdagangan ASEAN.

"Saat ASEAN muncul sebagai kekuatan ekonomi global, kawasan ini menghadirkan peluang yang tak tertandingi bagi perusahaan-perusahaan Eropa," jelas dia dalam keterangan resminya, Senin, 28 Juni 2021.
 
Hasil ini juga konsisten dengan penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa dan AS menempatkan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara keempat yang paling diminati untuk peluang membangun atau memperluas sumber, penjualan untuk operasi mereka selama enam hingga dua belas bulan ke depan.
 
Faktor pendukungnya adalah akses ke pasar konsumen ASEAN yang besar dan berkembang (68 persen), akses ke pasar global dari ASEAN yang dimungkinkan oleh Perjanjian Perdagangan Bebas/AFTA (50 persen), diversifikasi jejak produksi (48 persen) dan keberadaan basis pemasok yang matang dan andal (48 persen) dianggap sebagai faktor-faktor pendorong paling penting bagi para eksekutif senior dari perusahaan Eropa yang disurvei untuk melakukan ekspansi ke ASEAN.
 
Selain itu, ratifikasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) juga diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi ke kawasan, dengan 65 persen responden berencana untuk meningkatkan investasi selama 3-5 tahun ke depan.
 
Selain peluang, perusahaan juga mengenali beberapa risiko yang perlu mereka pertimbangkan di wilayah tersebut. Tiga risiko teratas yang teridentifikasi adalah ketidakpastian geopolitik dan 1 Nilai merujuk pada persentase responden yang memasukkan pilihan ini dalam peringkat tiga atas pilihan mereka PUBLIC konflik perdagangan (93 persen), pandemi covid-19 atau krisis kesehatan lainnya (58 persen), dan pemulihan ekonomi yang lambat, serta penurunan belanja konsumen (50 persen).
 
Selain itu, responden juga mengidentifikasi bahwa memahami peraturan regional, metode pembayaran, dan infrastruktur (75 persen), mengadaptasi model bisnis mereka dengan praktik dan kondisi industri di ASEAN (65 persen), serta membangun hubungan dengan pemasok dan mengadaptasi logistik rantai pasokan (58 persen) adalah tantangan paling signifikan dalam enam hingga 12 bulan ke depan.
 
Untuk mendorong pertumbuhan yang tangguh dan seimbang di ASEAN serta memitigasi risiko dan tantangan ini, sebagian besar responden survei mempertimbangkan untuk memasuki kemitraan/usaha patungan baru untuk meningkatkan kehadiran pasar (85 persen) sebagai hal terpenting yang menjadi fokus perusahaan mereka.
 
Perusahaan-perusahaan tersebut mengatakan mereka mencari mitra perbankan dengan lindung nilai valuta asing dan layanan penyelesaian multi-mata uang yang komprehensif (55 persen), jaringan lintas batas yang komprehensif dan pemahaman tentang pasar lokal (55 persen), serta manajemen uang tunai yang kuat kemampuan (48 persen) dan layanan konsultasi seperti penasihat keuangan dan peringkat baik dalam hal Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (48 persen).

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan