Merujuk pada survei Bank Indonesia, literasi ekonomi dan keuangan syariah masyarakat Indonesia hanya berada di 16,2 persen.
"Kalau kita lihat kita punya PR. Kita punya literasi itu relatif masih rendah," kata Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Ventje Rahardjo dalam Indonesia Sharia Summit 2021, Kamis, 23 September 2021.
Tak hanya itu, Ventje juga menyebut dibidang zakat dan wakaf pun Indonesia masih rendah. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak.
"Di bidang zakat dan wakaf juga masih relatif rendah," imbuhnya.
Menurutnya, jika permasalahan literasi ini dapat dipecahkan maka akan sangat mudah bagi Indonesia menggapai cita-cita sebagai pusat ekonomi syariah dunia di 2024.
"Kalau bisa kita bayangkan kalau bisa menyelesaikan masalah literasi ini tentu posisi kita akan semakin dekat kepada pusat syariah dunia yang memang kita cita-citakan," ungkapnya.
Dalam memecahkan masalah literasi ini, lanjut Ventje, Indonesia telah membuat masterplan ekonomi syariah 2019-2024. Masterplan itu akan menjadi rujukan bersama untuk menggerakan ekonomi syariah nasional bergerak maju.
"Salah satu program masterplan ekonomi keuangan syariah itu adalah bagaimana membuat literasi ini semakin hari semakin meningkat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News