Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juli 2020 mencatat surplus USD8,75 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami defisit USD2,15 miliar.
"Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, dalam siaran persnya, Rabu, 19 Agustus 2020.
Dengan itu, bank sentral akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait. Hal dimaksudkan guna meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan.
Adapun berdasarkan komponen, neraca perdagangan nonmigas Juli 2020 juga mencatat surplus USD3,52 miliar, meningkat dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya sebesar USD1,36 miliar. Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas dan penurunan impor nonmigas sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat.
Peningkatan ekspor terutama terjadi pada kelompok logam mulia, perhiasan/permata, lemak dan minyak hewan/nabati, kendaraan dan bagiannya, serta besi dan baja. Sementara itu, penurunan impor nonmigas terjadi pada barang konsumsi dan bahan baku di tengah peningkatan impor barang modal sejalan dengan perbaikan ekspor.
"Adapun neraca perdagangan migas masih mengalami defisit, yakni sebesar USD0,25 miliar, terutama dipengaruhi peningkatan impor minyak mentah dan hasil minyak," papar Onny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id