Hal ini disampaikan Bahlil saat bertemu langsung dengan Head of Operations Nestle Magdi Batato. Rencananya pabrik keempat Nestle akan dibangun di Batang Industrial Park (BIP) untuk peningkatan kapasitas pabrik sebesar 25 persen atau 775 ribu ton senilai 220 juta Swiss Franc.
"Saya senang sekali dengan investasi Nestle di Indonesia, karena banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan produk Nestle. Termasuk saya juga menjadi 'korban' karena sering mengkonsumsi produk Nestle," kata dia, dalam keterangannya, di Jakarta, Jumat, 27 Mei 2022.
Selain itu, Bahlil mengapresiasi komitmen Nestle untuk rencana kolaborasinya dengan petani dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal, seperti yang telah dilakukan dengan 20 ribu petani lokal untuk pabriknya di Jawa Timur.
Sementara itu, Magdi menyampaikan apresiasinya terhadap Kementerian Investasi/BKPM atas dukungan dan fasilitasi investasi Nestle di Indonesia mulai dari groundbreaking sampai dengan saat ini, termasuk dalam proses perizinan investasi.
"Kami sangat berharap agar tim Kementerian Investasi/BKPM dapat terus bekerja sama dan menjalin komunikasi yang baik untuk terus mendukung investasi kami di Indonesia," ujarnya.
Bahlil sebelumnya menghadiri peletakan batu pertama pabrik baru Nestle Bandaraya di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah pada Mei 2021. Rencananya, pabrik yang memproduksi susu cair dan minuman siap konsumsi tersebut akan mulai beroperasi komersial pada 2023.
Nestle Indonesia didirikan pada 1971 serta telah mempekerjakan sekitar 3.700 karyawan. Saat ini, Nestle telah memiliki tiga Pabrik di Panjang Lampung, Cikupa Banten, dan Kejayan Jawa Timur.
Sebagai salah satu investor asal Swiss terbesar, Nestle diharapkan dapat menjadi salah satu perusahaan swasta percontohan yang mendukung pemerintah dalam memperkuat program penguatan pangan serta terus meningkatkan investasinya di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News