“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan tetap terkendalinya inflasi,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam tayangan Newsline di Metro TV, Selasa, 22 Maret 2022.
Keputusan ini tetap diambil oleh BI meski bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve atau The Fed, menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis points. Pertama kalinya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Perry menjelaskan perbaikan ekonomi dunia akan terus berlanjut meski terdapat ketidakpastian akibat tensi geopolitik Rusia-Ukraina. Karena itu, BI memiliki strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi, di antaranya:
- Memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.
- Melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada komponen SBDK secara granular serta faktor yang mempengaruhi.
- Memastikan kebutuhan uang, distribusi uang, dan layanan kas dalam rangka menyambut bulan Ramadhan serta Idul Fitri 2022.
- Mendorong kesiapan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) khususnya PJP first mover, dalam rangka implementasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) guna mendukung interlink antara perbankan dan fintech.
- Memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan bekerjasama dengan instansi terkait, serta bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mensukseskan enam agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id