Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan penurunan ekspor ke Tiongkok berada di atas Jepang yang turun USD182,2 juta, Vietnam USD170,6 juta, Filipina USD162,7 juta, dan India USD151,1 juta.
"Kalau kita rinci, penurunan terbesar Tiongkok ini terjadi pada komoditas bahan bakar mineral yaitu HS27, serta lemak atau minyak hewan nabati HS15," kata dia, dalam video conference, Selasa, 15 Februari 2022.
Sebaliknya pada periode yang sama, ia menyebut, ekspor nonmigas Indonesia mengalami peningkatan dengan Swiss sebesar USD110,2 juta, Rusia USD65,3 juta, Srilangka USD31,1 juta, Yordania USD31 juta, dan Turki USD28,5 juta.
"Untuk ekspor terbesar ke Swis, ini utamanya untuk komoditas logam mulia perhiasan permata HS71, kemudian komoditas perangkat optik fotografi sinematografi maupun medis HS90," ungkapnya.
BPS sebelumnya mencatat ekspor Indonesia Januari 2022 mencapai USD19,16 miliar atau turun 14,29 persen dibanding ekspor Desember 2021. Namun apabila dibandingkan dengan Januari 2021 nilai ekspor naik sebesar 25,31 persen.
Untuk ekspor nonmigas pada Januari 2022 tercatat mencapai USD18,26 miliar, atau turun 14,12 persen dibandingkan dengan Desember tahun lalu, tetapi mengalami kenaikan 26,74 persen dibandingkan dengan ekspor nonmigas pada Januari 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News