Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto - - Foto: dok Kemenko Ekonomi
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto - - Foto: dok Kemenko Ekonomi

Pemerintah Ingin Perkuat Hubungan Ekonomi Bilateral dengan Eropa

Eko Nordiansyah • 03 Maret 2022 11:25
Jakarta: Pemerintah ingin memperkuat hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara di Eropa. Pasalnya, kawasan tersebut telah menjadi partner ekonomi RI dalam mendorong kekuatan, inovasi, dan kreativitas, hingga ketahanan terhadap krisis.
 
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah ingin sekaligus menggenjot hubungan yang lebih besar melalui forum bilateral, regional dan bahkan multilateral. 
 
"Seperti kebanyakan negara di Eropa, Indonesia juga menerapkan kebijakan yang efektif untuk menghindari tekanan ekonomi, mendukung pemulihan ekonomi, dan menahan perluasan pandemi covid-19," kata Airlangga dalam keterangan resminya, Kamis, 3 Maret 2022.
 
Airlangga menjelaskan kredensial ekonomi Indonesia menawarkan banyak peluang bisnis bagi perusahaan-perusahaan Eropa. Hal ini seiring dengan tanda-tanda positif pemulihan ekonomi RI pada tahun lalu tercermin pada kuartal IV yang tumbuh 5,02 persen dan keseluruhan 2021 adalah 3,69 persen (yoy). Sementara, pertumbuhan ekonomi di 2022 diperkirakan akan meningkat sekitar lima hingga 5,5 persen.
 
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong pertumbuhan positif pada sektor konsumsi, aktivitas manufaktur, investasi dan ekspor. Demikian pula dari sisi penawaran, hampir semua sektor tumbuh positif sebagai respon dari peningkatan permintaan.
 
Di bidang perdagangan, tahun lalu Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar USD35,3 miliar, terutama dari komoditas unggulan siklus super. Indonesia juga mencapai USD31,6 miliar dalam Foreign Direct Investment (FDI), di mana sekitar USD2,4 miliar berasal dari negara-negara anggota Uni Eropa (UE).
 
Indonesia juga telah membuat kemajuan luar biasa dalam reformasi struktural dengan mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja. Undang-undang tersebut meningkatkan kinerja perdagangan dan investasi, serta menambah efisiensi dan kejelasan peraturan.
 
Untuk mempercepat investasi, Indonesia merumuskan kembali Daftar Prioritas Investasi yang didukung dengan perizinan berusaha berbasis risiko melalui Online Single Submission (OSS), termasuk membentuk Indonesian Investment Authority (INA) untuk membiayai proyek infrastruktur.
 
"Kami berharap berlakunya CEPA Indonesia-EFTA tahun lalu dan berakhirnya negosiasi CEPA Indonesia-UE lebih awal akan semakin memperkuat hubungan perdagangan dan investasi kita," ujar Airlangga.
 
Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebanyak 29 persen melalui upaya sendiri (atau bisnis seperti biasa), dan 41 persen dengan dukungan internasional di 2030. Target Indonesia adalah mencapai Net Zero Emission maksimal pada 2060.
 
Terkait model kerangka ekonomi sirkular hijau dan biru, Airlangga mengungkapkan, Indonesia saat ini sedang mengembangkan proyek infrastruktur menggunakan teknologi bersih terbarukan di sejumlah bidang seperti transportasi dan pembangkit listrik.
 
"Kesimpulannya, kredensial ekonomi Indonesia menawarkan banyak peluang bisnis bagi perusahaan-perusahaan Eropa, sehingga saya mengundang pelaku bisnis Eropa untuk berinvestasi di Indonesia," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan