"Saat ini kami prediksi ada sekitar Rp600 triliun sampai Rp700 triliun DPK yang bisa dibilang menumpuk di perbankan," kata dia, dalam Indonesia Macroeconomic Updates 2022, Senin, 4 April 2022.
Ia berharap dana sebesar itu bisa dibelanjakan agar memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Apalagi dengan situasi pandemi covid-19 yang semakin terkendali, Febrio meyakini masyarakat juga semakin yakin untuk membelanjakan uangnya.
"Potentially bisa kami harapkan dengan confidence mulai baik, masyarakat mulai nyaman beli elektronik, pakaian, jalan-jalan dan juga membeli kendaraan bermotor. Ini kami harapkan transmisi akan baik ke perekonomian," ungkapnya.
Febrio menambahkan, kenaikan harga komoditas memang memberikan dampak luar biasa terhadap kenaikan DPK ini. Apalagi harga CPO sebagai salah satu komoditas utama ekspor Indonesia sempat menyentuh rekor tertinggi sebesar USD1.926,9 per ton.
Ia menjelaskan, kenaikan harga komoditas biasanya berimbas pada meningkatnya konsumsi masyarakat, khususnya daerah yang mengandalkan komoditas. Dengan kelebihan likuiditas tadi, Febrio berharap transmisinya ke perekonomian bisa lebih baik lagi.
"Konsumsi masyarakat khususnya petani menikmati kenaikan harga tersebut. Jadi biasanya akan melihat komoditi harga tinggi, penjualan kendaraan bermotor akan tinggi, penjualan tv akan naik, elektronik akan tinggi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News