"Kita sering bilang gemah ripah loh jinawi. Kita negara agraris. Tapi faktanya semuanya kita impor mulai dari beras, gula, kedelai, jagung, dan lain-lain. Padahal ada potensi dan kemampuan untuk swasembada," ujar Presiden Jokowi, saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Jangka Menengah 2015-2019, di Hotel Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (18/12/2014).
Masalah tersebut, kata dia, terjadi karena tidak adanya kebijakan publik yang bagus. Dia menyitir perkembangan Singapura, Jepang, dan Korea yang mampu menjadi negara dengan kekuatan ekonomi yang kuat meski tak punya sumber daya alam.
"Negara, provinsi, kota, dan kabupaten yang maju tak tergantung dengan SDA yang ada. Ini sering kita agungkan. Punya tambang batubara, gas yang besar. Tapi kalau menejemennya dikerjaan tidak dengan baik justru jadi malapetaka," sebut dia.
Lantaran itu, dia berharap, Musrenbangnas RPJM 2015-2019 mampu merumuskan kebijakan publik yang baik. Sebab, hal itu akan berguna bagi pembangunan ekonomi Indonesia ke depan.
"Kuncinya kebijakan publik yang benar dan tepat. Kalau ada kebijakan publik yang benar dan tepat, akan maju lah kota, provinsi dan negara," tegas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News