"Keputusan ini sejalan dengan upaya BI menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mengoptimalkan ekonomi domestik di tengah ketidapastian pasar keuangan global," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2017).
Dirinya menambahkan, prospek ekonomi nasional ke depan tetap membaik dengann pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Selain itu, stabilitas makroekonomi diperkirakan tetap terjaga dengan baik.
Sementara itu, ke depan BI akan tetap memperhatikan berbagai risiko yang dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia. Hal ini bisa datang dari luar negeri maupun faktor yang datang dari dalam negeri.
"Ke depan Bank Indonesia tetap mewaspadai risiko dari ketidakpastian global terutama mengenai arah kebijakan Amerika Serikat dan Tiongkok serta kenaikan harga minyak dunia. Di dalam negeri ada dampak dari penyesuaian administered price terhadap kenaikan inflasi," jelas dia.
Lebih lanjut, BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudnesial, dan sistem pembayaan. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di Indonesia.
"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam upaya pengendalian inflasi. Koordinasi BI-pemerintah juga guna penguatan stimulus pertumbuhan, dan percepatan reformasi struktural, dengan memperhatikan level inflasi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News