Kebijakan fiskal tersebut juga telah menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu terlihat pada defisit fiskal Indonesia sudah kembali di bawah tiga persen Produk Domestik Bruto (PDB), satu tahun lebih cepat dari rencana awal.
"Kebijakan fiskal Indonesia termasuk salah satu yang paling efektif dalam menangani pandemi dan menjaga pertumbuhan ekonomi," kata Jokowi dalam Pidato Nota Keuangan dan RAPBN 2024, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023.
Jokowi menjelaskan, di sebagian besar negara, defisit fiskal masih sangat lebar, seperti di India yang mencapai 9,6 persen PDB per tahun 2022, Jepang 7,8 persen, Tiongkok 7,5 persen, Amerika Serikat 5,5 persen, dan Malaysia 5,3 persen.
Rasio utang Indonesia juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN, bahkan sudah menurun dari 40,7 persen PDB di 2021 menjadi 37,8 persen di Juli 2023.
"Sebagai perbandingan, rasio utang Malaysia saat ini di tingkat 66,3 persen PDB, Tiongkok 77,1 persen, dan India 83,1 persen," jelas dia.
Baca juga: Pemerintah Patok Defisit 2,64% dari PDB di 2024 |
Pemulihan ekonomi RI lebih cepat
Kepala Negara itu juga menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat telah membawa Indonesia naik kelas, masuk kembali ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas (Upper Middle Income Countries) di 2022."Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut. Semester I-2023, ekonomi nasional tumbuh 5,1 persen. Inflasi Indonesia juga semakin terkendali dan mencapai 3,1 persen sampai dengan Juli 2023," sebut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News