Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, pemotongan anggaran subsidi yang dilakukan pemerintah menjadi dilema karena di satu sisi inflasi bakal tak terkendali. Namun demikian, pemotongan anggaran subsidi untuk menjaga defisit anggaran tidak semakin lebar.
"Anggaran tidak boleh defisit terlalu besar karena defisit itu dibiayai dengan utang dan kita tidak mau utang kita nambah terus. Di satu sisi kita tidak mau inflasi melonjak, tapi biasanya pengurangan subsidi akan buat inflasi melonjak," ujar Mirza di kantor pusat BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2016).
Lewat koordinasi antarkementerian dan lembaga yang baik, maka pengurangan subsidi akan mampu menjaga penyehatan anggaran dan inflasi. Namun begitu, koordinasi diharuskan melihat situasi dan kondisi yang tepat.
"Kita lihat timing bisa dikoordinasikan dengan baik agar inflasi bisa terjaga," papar dia.
Mirza memprediksi tahun ini inflasi masih bisa terjaga di bawah empat persen.
"2015 sebesar 3,3 persen, tahun ini mudah-mudahan mungkin bisa di bawah 3,5 persen dan tahun depan bisa kita pertahankan. Maka harapan kita punya inflasi dan suku bunga rendah bisa tercapai," tegas dia.
Seperti diketahui, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017, pemerintah mengurangi anggaran subsidi sebanyak Rp2,2 triliun. Dari Rp94,4 triliun dalam APBN Perubahan 2016 menjadi Rp92,2 triliun di RAPBN 2017. Sementara untuk defisit anggaran pada tahun depan, pemerintah menargetkan sebesar Rp332,8 triliun atau 2,41 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id