"Rp40,24 triliun hasil pembahasan," kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).
Dalam Rapat Kerja Panitia Kerja Badan Anggaran DPR RI bersama Pemerintah, Askolani menjabarkan sebesar Rp21 triliun digunakan untuk penambahan pagu anggaran kementerian/lembaga (K/L).
Lalu sekitar Rp4,36 triliun dialokasikan untuk cadangan risiko fiskal utamanya di bidang energi dan sekitar Rp11,39 triliun digunakan untuk menganggsur pembayaran tagihan subsidi energi pada tahun lalu. Cadangan risiko energi, sambungnya, akan menjadi bantalan perubahan lifting, cost recovery, atau subsidi.
Di luar belanja pemerintah pusat, cadangan senilai Rp3,49 triliun diusulkan untuk mencicil pembayaran Dana Alokasi Umum (DAU) yang diputuskan dilakukan penundaan pencairannya tahun ini sebesar Rp19,4 triliun.
Bahkan, jika keuangan negara masih memadai tahun ini, pemerintah pusat akan membayarkan kembali mulai Desember 2016 sekitar 25 penundaan dari total penundaan.
"Tapi Pemerintah mungkin di ujung tahun ini akan coba cicil sebagian, sisanya akan ditampung di APBN 2017 yang bisa dilunasi di Januari," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id